Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, June 23, 2009

Polisi Iran Bubarkan Demonstran di Lapangan Haft-e-Tir

Ratusan Orang Ditangkap, Inggris Evakuasi Keluarga Diplomat TEHERAN - Pemerintah Iran tak mau kecolongan lagi dengan aksi protes masal untuk menentang hasil pemilihan presiden (pilpres) pada 12 Juni lalu. Polisi langsung membubarkan sekitar 1.000 demonstran di pusat Kota Teheran kemarin (22/6). Para pendukung oposisi itu sengaja berkumpul di lapangan Haft-e-Tir untuk membangkang atas larangan berdemonstrasi.Saksi mata menuturkan, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Bersenjatakan pentungan dan tameng, polisi menangkap sejumlah demonstran dan membawa mereka dengan truk.Haft-e-Tir merupakan salah satu lapangan terbesar di Teheran dan menjadi tujuan berbelanja yang amat populer. Tapi, dalam sepekan lapangan itu menjadi salah satu lokasi demonstrasi menentang hasil pilpres di Iran.Saksi mata lain mengatakan, sekitar 400 polisi antihuru-hara bersama para anggota milisi bersenjata Basij membuyarkan demonstran. ''Mereka bertindak ketika sekitar 1.000 orang berunjuk rasa,'' katanya kepada kantor berita AFP. Helikopter tentara Garda Revolusi juga mengawasi mereka dari udara.Polisi langsung mensterilkan kawasan Haft-e-Tir. Bahkan, warga dilarang berkerumun di stasiun kereta api di kawasan tersebut. Orang-orang yang hanya berdiri di sana langsung diusir dan diminta pergi. Warga yang terlihat berjalan bersama-sama diminta memisahkan diri.Sebelumnya, warga menerima undangan supaya datang ke Haft-e-Tir melalui sejumlah situs jejaring sosial, termasuk Twitter. Undangan itu berisi ajakan untuk memberikan penghormatan kepada Neda, seorang wanita yang tewas tertembak dalam unjuk rasa di Teheran Sabtu lalu (20/6).Sebuah video, yang ditayangkan ke seluruh dunia, menunjukkan seorang perempuan muda bersimbah darah setelah tertembak di tengah bentrok pengunjuk rasa dengan polisi. Media massa luar negeri dilarang meliput demonstrasi di Iran. Para jurnalis dilarang turun ke jalan. Tapi, warga Iran bisa memperoleh dan menyebarluaskan berbagai berita dan video melalui situs-situs seperti Twitter dan YouTube.Dini hari kemarin, pasukan elite Garda Revolusi mengeluarkan peringatan keras menyikapi krisis dan kerusuhan pascapilpres. Mereka mengingatkan para pengunjuk rasa atas ''tindakan tegas dan keras'' dari Garda Revolusi, milisi Basij, dan pasukan keamanan lain jika tetap berpawai dan berunjuk rasa.Basij, milisi sipil yang berada di bawah komando Garda Revolusi, telah diterjunkan dalam sepekan terakhir untuk menumpas protes jalanan menolak hasil pilpres. Minggu lalu, pejabat sementara Pangab Iran Jenderal Gholam Ali Rashid juga mengeluarkan peringatan kepada tokoh reformis yang juga kandidat presiden yang kalah, Mir Hossein Mousavi. ''Kami akan menindak tegas rencana musuh yang bertujuan menciptakan perpecahan di Iran,'' katanya.Namun, Minggu malam Mousavi menegaskan akan terus melanjutkan demonstrasi. Dia membangkang perintah pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei pada Jumat lalu (19/6), yang minta demonstrasi dihentikan. Saat itu Khamenei juga mendukung kemenangan dan terpilihnya lagi Presiden Mahmoud Ahmadinejad. ''Negeri ini milik kalian. Jadi, memprotes kebohongan dan kecurangan adalah hak kalian,'' seru Mousavi kepada para pendukungnya.Dalam unjuk rasa dan kerusuhan Sabtu lalu, sedikitnya 13 orang dilaporkan tewas. Lebih dari 100 lainnya luka-luka. Itu membuat jumlah korban kerusuhan bertambah. Televisi pemerintah melaporkan, selama kerusuhan sepekan terakhir total 20 orang tewas.Radio pemerintah Iran kemarin juga melaporkan, 457 orang ditangkap dalam unjuk rasa dan kerusuhan Sabtu petang. Mereka ditangkap saat berunjuk rasa di lapangan Azadi, Teheran. Kantor berita FARS memberitakan, dalam insiden itu 40 polisi terluka dan 34 bangunan atau kantor pemerintah hancur.Dua hari setelah ditahan, anak mantan Presiden Ali Akbar Hashemi Rafsanjani akhirnya dilepas. Faiza Hashemi, putri sulung tokoh berpengaruh Rafsanjani, kemarin dibebaskan. Tidak dijelaskan alasan pembebasan itu. Sebelumnya, Faiza dilaporkan ikut memberikan orasi di depan demonstran dan para pendukung Mousavi Sabtu lalu.Empat kerabat Rafsanjani lainnya yang ditahan telah dibebaskan Minggu. Koran Sarmayeh menulis, Faiza dan empat kerabatnya ditahan karena alasan ''keamanan''.Diduga, penahanan itu terkait persaingan dan permusuhan Rafsanjani dengan Ahmadinejad. Dalam debat televisi menjelang pilpres lalu, Ahmadinejad menuduh keluarga Rafsanjani melakukan korupsi. Rafsanjani kalah oleh Ahmadinejad dalam pilpres pada 2005. Tapi, dia tetap menjadi tokoh yang berpengaruh.Sejumlah negara mulai mengantisipasi kemungkinan memburuknya situasi di Negeri Para Mullah tersebut. Kementerian Luar Negeri Inggris, misalnya, mulai mengungsikan warganya yang berada di Iran.Keluarga para diplomat dan pejabat lain Inggris di Iran telah dievakuasi dari sana. Menurut se­orang Jubir Kemenlu Inggris, staf lokal tidak termasuk yang diungsikan. Inggris juga telah mengimbau warganya agar tak bepergian ke Iran tanpa kepentingan jelas atau mendesak.Potensi ketegangan dan kerusuhan baru di Iran juga masih terbuka. Sebab, badan pengawas pemilu, Guardian Council, kemarin mengakui adanya "rekayasa" surat suara. Hasil investigasi awal menunjukkan bahwa jumlah suara di 50 distrik atau kota jauh lebih besar daripada jumlah pemilih yang terdaftar.''Berdasar informasi awal, ada masalah seperti itu di 50 kota,'' kata Jubir Guardian Council Abbasali Kadkhodai, seperti dikutip stasiun televisi pemerintah IRIB. Kendati begitu, dia menegaskan bahwa total suara di wilayah-wi­layah tersebut tidak akan sampai 3 juta. ''Konsekuensinya, tidak akan ada dampak terhadap hasil pil­pres,'' lanjutnya. Karena itu, Guardian Council mengabaikan kemungkinan penghitungan ulang suara pilpres. (AFP/AP/Rtr/war/dwi)


No comments:

Post a Comment