Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, June 26, 2009

105 Anggota Parlemen Boikot Pesta Ahmadinejad

TEHERAN - Kendati Dewan Ulama sudah mengumumkan bahwa kemenangan Ahmadinejad mutlak, pemerintah Iran masih saja terbelah saat menyikapi hasil pilpres. Itu terlihat dalam pesta kemenangan Ahmadinejad. BBC melaporkan, seluruh anggota parlemen yang berjumlah 290 orang diundang secara pribadi oleh Ahmadinejad untuk menghadiri perayaan di Teheran. Tapi, sekitar 105 di antaranya memboikot pesta yang diselenggarakan pada Rabu malam (24/6) tersebut. Sekitar 50 anggota parlemen yang memboikot perayaan kemenangan sang incumbent itu tercatat sebagai politikus reformis. Sedangkan sisanya dari kubu konservatif dan independen.Sementara itu, Mir Hossein Mousavi yang sejak 13 Juni gencar memprotes hasil pilpres mengaku dipaksa menghentikan aksinya. Dia juga terus-menerus ditekan untuk mencabut komplain atas hasil pilpres. Namun, tokoh reformis tersebut tidak gentar. "Saya tidak akan berhenti memperjuangkan hak rakyat Iran hanya karena kepentingan pribadi atau ancaman," tandasnya kepada Associated Press kemarin (25/6). Setelah Dewan Ulama mengumumkan bahwa kemenangan Ahmadinejad sudah mutlak, akses Mousavi ke publik tertutup. Media pendukung oposisi juga ditutup. Sedangkan situs pribadi mantan PM periode 1980-an itu diblokir. "Saya tidak bisa lagi berkomunikasi dengan publik," keluhnya. Orang-orang yang dekat dan pernah bertemu dengan Mousavi pun langsung ditangkap. Hingga kemarin, tidak kurang 140 pendukung oposisi ditahan. Termasuk, politikus, dosen, dan jurnalis. Aksi pemerintah tersebut mengundang kritik ulama besar Ayatullah Hossein Ali Montazeri. Dia khawatir, Iran benar-benar terbelah pascapilpres kali ini. "Jika Iran tidak bisa duduk bersama dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan damai, pemerintahan akan rapuh dan bisa sewaktu-waktu digulingkan," paparnya dalam pernyataan tertulis kemarin. Karena itu, dia mengusulkan dibentuknya tim independen untuk mengatasi konflik. Di sisi lain, Mahmoud Ahmadinejad, presiden terpilih Iran, menjawab kecaman Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Menggarisbawahi seruan pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei, pemimpin 52 tahun itu memerintah Obama berhenti mencampuri urusan dalam negeri Iran. "Saya harap Anda (Obama) bersedia menjauhi urusan dalam negeri Iran," seru Ahmadinejad seperti dikutip Agence France-Presse kemarin. Menurut dia, sikap dan pandangan Obama terhadap Iran tidak berbeda dengan pendahulunya, George W. Bush. Di mata Ahmadinejad, dua penguasa Gedung Putih tersebut sama-sama menganggap Iran sebagai musuh yang harus ditundukkan.Terkait dengan ajakan negosiasi yang kini sedang kembali dipertimbangkan oleh pemerintahan Obama, Reuters melaporkan bahwa Ahmadinejad menanggapi dingin. "Bahasa seperti inikah yang akan Anda pakai (dalam dialog) dengan Iran? Jika ya, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi," tandas politikus garis keras yang akan kembali memimpin Negeri Persia itu selama empat tahun ke depan. Ahmadinejad juga mengkritik Inggris. "Inggris dan negara Eropa lainnya hanya dipimpin oleh sekelompok politikus dungu," seru mantan wali kota Teheran itu. Sebelumnya, Khamenei sudah menyebut negeri yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Gordon Brown tersebut sebagai "musuh." Bahkan, ulama tertinggi Iran itu menuding London berusaha mengguncang stabilitas negerinya. Terpisah, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran menyatakan bahwa Teheran sedang meninjau kembali hubungan diplomatik dengan Inggris. Itu dilakukan setelah langkah Teheran, yakni mengusir dua diplomat Inggris dari Iran pada Selasa (23/6), dibalas dengan aksi serupa. Rabu (24/6) pemerintahan Brown mengusir dua diplomat Iran dari London. (hep/ami)


No comments:

Post a Comment