Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, June 26, 2009

Elpiji Bakal Diganti

DME Diklaim Lebih Murah JAKARTA - Baru saja menggantikan minyak tanah, PT Pertamina (Persero) sudah merencanakan untuk mengganti bahan bakar elpiji dengan dimetil eter (DME). Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal mengatakan, pihaknya menargetkan proses pergantian elpiji ke DME mulai 2011 dan selesai pada 2015."DME merupakan produk masa depan. Selain lebih murah ketimbang elpiji, bahan bakunya yakni batubara muda dan gas alam juga melimpah di Indonesia," katanya di sela-sela market trial Energi Alternatif DME di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, kemarin (24/6).Menurut dia, pada 2015 kebutuhan elpiji diprediksikan mencapai 10 juta ton yang sebanyak 3,5 juta ton berasal dari dalam negeri dan 6,5 juta ton impor. "Tapi, kalau sudah ada DME, maka bisa tidak impor lagi," katanya.DME adalah senyawa kimia berbentuk gas pada ambient temperature (suhu lingkungan) dan dapat dicairkan seperti halnya elpiji, sehingga infrastruktur untuk elpiji dapat digunakan juga untuk DME. Beberapa negara yang sudah menggunakan DME adalah Tiongkok, Australia, Jepang, Iran, dan Mesir.Sebagai bahan bakar rumah tangga, DME dapat digunakan sebagai campuran elpiji dan DME hingga 100 persen. Jika campuran DME-nya dua puluh persen dan elpiji 80 persen maka kompor yang digunakan untuk konversi minyak tanah ke elpiji bisa digunakan, namun jika DME diatas 20 persen maka harus menggunakan jenis kompor khusus. Pengujicobaan kemarin dilakukan untuk komposisi 20 persen DME dan 80 persen elpiji; 50 persen DME dan 50 persen DME; serta 100 persen DME.Pada peluncuran market trial, Pertamina membagikan kompor dan tabung gas DME kepada kelompok usaha dan rumah tangga. "Pemasaran uji coba 3 bulan dan rencananya akan dibagikan kepada kurang lebih 300 rumah tangga dan 150 seperti restoran dan warteg ," ujar Faisal. Ke depan, DME akan diusulkan sebagai pengganti solar pada bus kota dan mesin-mesin diesel. "Uji coba sendiri akan berlangsung sekitar tiga bulan, baru kemudian akan dilakukan evaluasi," tukasnya. Faisal berharap dengan adanya DME, BUMN Migas ini tidak perlu lagi mengimpor elpiji. "Kehadiran DME diharapkan bisa mengurangi impor elpiji di masa mendatang," ungkapnya.Persiapan Pertamina untuk memaksimalkan penggunaan DME juga dilakukan dengan menggandeng PT Arrtu Mega Energie untuk membangun pabrik DME di Eretan, Indramayu, dan Peranap, Riau, dengan nilai investasi USD 1,9 miliar.Direktur Utama PT Arrtu Mega Energie Christoforus Richard menjelaskan, rencananya plant tersebut dibangun dengan kapasitas 2 X 400 ribu ton yang akan mengubah gas metanol menjadi DME dan ditargetkan selesai pada 2012. "Sisanya di Riau akan mengubah batu bara menjadi gas metanol, ditargetkan selesai 2013," tandasnya. Dalam pembangunan plant tersebut, lanjut Christoforus, Pertamina akan memiliki kepemilikan saham sebesar 20 persen. (wir/kim)


No comments:

Post a Comment