Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Monday, July 20, 2009

Bisa Ubah Gula Jadi Bahan Peledak

KENDATI masih berstatus mahasiswa semester tujuh Jurusan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAIN Palembang, Sugiarto sudah hafal di luar kepala cara membuat bom. Dengan lancar, pemuda 21 tahun itu menyebutkan komposisi dan campuran bom mautnya. Dia ditangkap dalam sebuah penggerebekan di Palembang pada November 2008. Saat ditangkap, polisi juga mengamankan 20 rangkaian bom yang selesai dirakitnya. Yang membuat miris adalah kemampuannya. Belajar dari seorang ustad di Ambon pada 2006, kemampuan Sugi (panggilan Sugiarto) dalam merakit bom, mengutip seorang anggota polisi, "semudah dia membuat mi instan".Padahal, dalam level JI, kemampuan Sugi masih terbilang dasar. Dalam JI, ada sejumlah nama dengan kemampuan yang jauh di atasnya. Di antaranya, Ali Imron, Ali Fauzi, Mubarak, Dr Azhari, Dulmatin, dan Umar Patek. Kabarnya, nama-nama di atas bisa mengubah gula menjadi sebuah bahan peledak dengan daya ledak cukup besar. ''Hanya satu langkah di bawah TNT daya ledaknya,'' kata seorang mantan anggota JI senior kepada Jawa Pos. Nama-nama di atas memang mendapatkan pelatihan langsung dari kamp pelatihan Mujahidin Afghanistan. Namun, yang paling istimewa adalah Azhari. Hanya dengan melihat saja, Azhari langsung bisa menghitung bahan yang diperlukan sekaligus berapa berat bahan-bahan yang dibutuhkan untuk meruntuhkan sebuah gedung, misalnya. Sementara itu, yang lainnya masih membutuhkan kalkulator. Beruntung, Azhari telah tewas. Namun, sejumlah nama lainnya masih hidup. Beruntung pula, nama-nama legendaris tersebut kini mempunyai penafsiran mengenai ayat-ayat perang dan ayat-ayat damai yang relatif berbeda dengan yang terdahulu. Hanya, orang yang mempunyai kemampuan membuat bom, baik yang expert maupun yang masih baru seperti Sugi, masih banyak. ''Ini tak lepas dari adanya konflik di Poso maupun Ambon. Di situ banyak orang yang mendapatkan pelatihan. Saya tak bisa membayangkan bila ada konflik seperti di Poso lagi,'' kata Ali Fauzi, alumnus kamp Hudaibiyah, yang juga adik kandung Ali Ghufron dan Amrozi (pelaku utama Bom Bali).(ano/kum)
Selengkapnya...

Noordin M. Top, Buron yang Jago Menjaring Kader JI

Diamankan hingga Empat Lapis Semakin kuat saja dugaan bahwa otak di belakang teror bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton adalah Noordin Mohd Top. Bagaimana sebenarnya posisinya di jaringan Jamaah Islamiyah (JI)?---Ciri-ciri Noordin yang selama ini dikantongi polisi adalah selalu mengenakan pakaian panjang karena mempunyai sejenis penyakit kulit yang membuat kulit putihnya seperti bersisik dan kudisan, serta bulunya sangat banyak dan panjang. Logatnya khas Melayu dan cedal. ''Boleh jadi, kini logatnya sudah hilang. Tapi, ciri-ciri lainnya masih,'' kata seorang perwira yang telah mengejar buron teroris asal Malaysia selama enam tahun. Beberapa kali Noordin sempat terlacak. Mulai di Palembang, Boyololali, Semarang, dan sejumlah kota di Jawa Tengah lain. Noordin memang paling sering terlihat bergerak di kawasan Jawa Tengah.Menurut sumber tersebut, Noordin sebenarnya tidak terlalu istimewa dalam hal kemiliteran maupun soal bom. Dia cukup jago merekrut meski perwira tersebut mengatakan kepiawaiannya merekrut lebih disebabkan "nama besarnya"."Karir" Noordin Mohd Top dimulai sejak menjadi mahasiswa di UTM (Universiti Teknologi Malaysia). Di sana dia bertemu sang teroris jenius matematika, Dr Azahari. Setelah direkrut Ali Ghufron alias Muklas, Azahari ganti merekrut Noordin. Teroris yang dihargai Rp 1 miliar atas penangkapannya itu kemudian menjalani pelatihan di Kamp Hudaibiyah di Moro, Filipina. Setelah dua tahun menjalani pelatihan, pada 1998, Noordin masuk Indonesia melalui Ternate. Namun, yang mematangkan Noordin adalah konflik Poso dan konflik Ambon. ''Dua konflik itu menjadi sangat "menguntungkan" bagi JI. Ada tempat latihan, simulasi, sekaligus menemukan kader-kader militan,'' lanjutnya. Selanjutnya, pada akhir 1999, Noordin ke Jawa. Di sana dia terlibat proyek pengeboman gereja. Noordin kebagian tugas mengebom serangkaian gereja di Riau. Hasilnya, sukses besar.Selanjutnya, Noordin menjadi kesayangan Dr Azahari. Kesamaan almamater dan kewarganegaraan membuat Azahari begitu dekat dengan Noordin. Ini pula yang kemudian melambungkan nama Noordin. ''Memang kemampuannya masih di atas rata-rata teroris jebolan Poso ataupun Ambon, tapi di level JI, Noordin masih tergolong 'biasa-biasa' saja,'' tuturnya. Namun, Noordin adalah seorang "master" dalam "seni" meloloskan diri. Memburunya sejak lebih dari enam tahun, polisi selalu menangkap angin. Padahal, polisi sudah mempunyai semua yang dibutuhkan untuk bisa menangkapnya. Mulai kemungkinan nomor ponsel, e-mail, hingga frekuensi suaranya pun sudah di-locked. ''Sekali saja suaranya muncul di telepon, akan langsung terlacak,'' lanjutnya. Tapi, Noordin memang bukan teroris kemarin sore. Sejak empat tahun lalu Noordin tak pernah muncul di e-mail atau di saluran telepon. Suami Munfiatun tersebut benar-benar menghindari peranti elektronik. Cara berkomunikasinya pun menjadi manual. Dia pun membangun lapis pengaman. Untuk bisa bertemu dirinya, setidaknya harus melintasi empat kurir berbeda. Sejauh yang diketahui polisi, lapis terakhir sebelum bertemu Noordin adalah Tedi. Nama terakhir itu nyaris ditangkap polisi di kawasan Simpang Lima, Semarang, sesaat setelah penggerebekan Azahari di Batu pada 2005. Tapi, Tedi tetap nekat melawan, menembakkan pistol ke udara, dan kabur dengan naik motor GL Pro. Tedi diduga kuat mengembangkan sel-sel baru untuk melapisi Noordin. Mereka mencari bibit baru untuk dikader menjadi "mujahid". "Operasinya di organisasi Islam garis keras yang rata-rata anggotanya punya ghirah (semangat) beribadah tinggi. Jadi, mudah dibelokkan," katanya.Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Sukarnan sendiri mengakui bahwa Noordin memang cukup licin. ''Tentu saja, dia (Noordin, Red) masih tetap menjadi daftar teratas buron teror yang kami kejar,'' tandasnya. (ano/rdl/kum)



Selengkapnya...

Membuat Bom Sama Gampangnya dengan Memasak Mi Telur

Jika disebut sebagai organisasi, mungkin Jamaah Islamiyah (JI) sudah nyaris habis. Sebab, banyak tokohnya yang ditangkap. Namun, pecahannya diduga kuat masih ada. Ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jumat lalu (17/7) bisa jadi merupakan bukti eksistensi pecahan JI itu. Seorang perwira di lingkungan Densus 88 Antiteror pernah mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah memantau sekitar 30 orang yang diyakini sebagai "calon teroris". ''Gampang saja menangkapnya, karena sudah dilokalisasi. Tapi, buat apa?'' ucapnya. Sasarannya memang yang kelas kakap dan "layak tangkap". Istilahnya membiarkan ikan kecil untuk menangkap ikan besar. Seperti dalam kasus penangkapan di Palembang November 2008. Ketika itu Densus 88 menangkap Abdurrahman Taib, Sugiarto, dan tiga orang lainnya. Mereka adalah "teroris baru", yakni baru saja direkrut dan diajari cara melakukan pengeboman. ''Sebenarnya tak hendak kami tangkap,'' urainya. Dia menerangkan bahwa yang ditunggu adalah Noordin Mohd Top. Waktu itu petugas yakin bahwa Noordin akan datang ke Palembang. ''Jadi, kami sengaja menunggu Noordin datang,'' tambahnya.Namun, perkembangannya sangat mengkhawatirkan. Sugiarto, salah seorang anggota sel baru tersebut, ternyata telah merangkai 20 bom "siap pakai". ''Kami khawatir, bila tidak segera ditangkap, ke-20 rangkaian bom tersebut bakal dikirim ke mana-mana,'' tuturnya. Yang membuat lebih "gelisah", kendati baru direkrut, para anggota muda binaan Noordin Mohd Top tersebut sudah jago membuat bom. Ibaratnya, membuat bom bagi para anggota baru itu sama gampangnya dengan memasak mi telur. Sugiarto, misalnya. Dia hafal di luar kepala soal penggunaan dan pencampuran bahan kimia dan bagaimana memperlakukannya. Celakanya, sel-sel kecil bentukan Noordin dengan kemampuan merakit bom seperti itu diduga masih tersebar.***Sejarah generasi baru para teroris tersebut tak bisa dilepaskan dari kehadiran JI. Bermula ketika sejumlah peserta kamp pelatihan Mujahidin di Afghanistan diminta memilih. Mau bergabung dengan Ustad Abdullah Sungkar atau Ustad Masduki. Sama-sama memperjuangkan NII (negara Islam Indonesia), keduanya berselisih pendapat. Abdullah Sungkar lebih sreg bila perkumpulannya berbentuk organisasi, sedangkan Masduki condong tetap ke bentuk negara. Sebagian jamaah memilih bergabung dengan Ustad Abdullah Sungkar dan kemudian mendirikan Jamaah Islamiyah. Bermoto Iqomatu Khilafah 'Ala Nahji Nubuwah (Mendirikan khilafah yang sesuai dengan sunnah Rasul)", kelompok ini bergerak secara rahasia. ''Kami dulu memang tandzim sirriyyah,'' kata Nasir Abbas, salah seorang mantan anggota JI yang kemudian tak setuju dengan garis perjuangan faksi keras di JI. Para pelopornya adalah Ali Ghufron alias Muklas, Nasir Abbas, Imam Hambali, dan kemudian dibantu "adik kelas" seperti Ali Fauzi, Ali Imron, Mubarak, Kudamar alias Imam Samudera, Dulmatin, Abu Dujana, Umar Patek, dan sejumlah nama lain. Struktur operasionalnya menyesuaikan struktur di zaman pemerintahan Nabi Muhammad SAW, baik sistem maupun namanya. Yakni, mulai tingkatan terbawah: majmu'ah, tashkil, fashil, sariyyah, katibah, dan liwa'. Struktur seperti itu juga diadopsi oleh Brigade Izzudin Al Qassam, sayap militer Hamas. Seiring dengan kembalinya para mujahidin tersebut untuk berdakwah di Indonesia, makin besar pula afiliasi sejumlah internal JI ke Usamah Bin Ladin dan Al Qaedah-nya. Afiliasi ini dilakukan faksi Ali Ghufron dan Imam Hambali. ''Kedua orang itu memang key person untuk masuk jaringan Al Qaedah. Penghubungnya ya kedua orang itu. Bahkan, keduanya punya akses langsung ke Usamah,'' ucap seorang mantan anggota senior JI yang tak mau disebut namanya. Pada 1999, Imam Hambali mendapat desakan dari Al Qaedah untuk melakukan aksi serangan. Selain struktur kewilayahan sudah dirasakan cukup mapan (mempunyai tiga mantiqi atau wilayah dakwah), dana pasokan dari Al Qaedah sudah cukup banyak. Selain itu, Indonesia dianggap sebagai darulharbi, negara yang boleh diperangi. ''Karena di Indonesia banyak kepentingan AS dan sekutunya. Di pikiran mereka (faksi keras JI, Red), saat ini adalah kondisi perang, di mana AS lebih dulu membunuhi penduduk sipil. Jadinya, ini dianggap sebagai alasan sebuah serangan,'' terang Ali Fauzi, alumnus Hudaibiyah yang juga adik kandung Amrozi, pelaku utama bom Bali. Hasilnya, antara 2000-2002, Indonesia diguncang serangkaian pengeboman tanpa pernah terungkap. Mulai pengeboman Istiqlal, pengeboman gereja di sejumlah kota, dan puncaknya adalah bom Bali I pada 12 Oktober 2002. Bom itu kemudian menjadi titik balik kelompok tersebut. Nasir Abbas sendiri menyesalkan hal tersebut. Dia menilainya sebagai sebuah langkah "terburu-buru" (blunder) yang dilakukan Hambali. Berbekal nomor mesin mobil bom bunuh diri itu, Tim Cobra, satgas bom yang khusus dibentuk Mabes Polri untuk mengungkap kasus tersebut, berhasil mengungkap dan menahan sejumlah pentolannya. Dari serangkaian nama yang ditahan, tentu saja yang paling terkenal adalah trio bom Bali yang dieksekusi November 2008 lalu, yakni Ali Ghufron alias Muklas, Amrozi, dan Imam Samudra. Sejumlah nama lain yang ditangkap adalah Ali Imron dan Mubarak. Imam Hambali sendiri kemudian ditangkap pemerintah AS dan kini mendekam di Guantanamo Bay, penjara yang dibangun militer AS khusus untuk kasus terorisme. Kendati sejumlah pentolannya tertangkap, bukan berarti JI langsung lemah. Buktinya, serangkaian serangan bom, seperti di bom JW Marriott I 2003, bom Bali II, dan Kedutaan Australia menunjukkan eksistensi JI. Bahkan, karena sebagian rekannya tertangkap, Abu Dujana, anggota JI yang sebenarnya bukan satu gerbong dengan Ali Ghufron pun mengambil jalan keras. Selain itu, perang melawan terorisme itu memunculkan nama Dr Azahari dan Noordin Mohd Top, dosen-mahasiswa UTM yang memilih jalan radikal. Untuk kedua orang itu, pemerintah Indonesia menyembarakannya dengan hadiah Rp 1 miliar. Azahari sendiri tertembak mati dalam sebuah penggerebekan bom yang diwarnai dengan ledakan bom di Batu, November 2005.Noordin sendiri nyaris tertangkap setelah Tedi (tangan kanan sekaligus lapis terakhir kurir sebelum Noordin, Red) digerebek di Simpang Lima, Semarang. Setelah itu, gelombang penangkapan terhadap sejumlah pentolan JI, di antaranya Abu Dujana dan Ustad Zarkasih alias Mbah, amir JI terakhir yang ditangkap di Sleman, Jogjakarta, membuat JI benar-benar kolaps. Memang masih ada nama Dulmatin dan Umar Patek yang belum ditangkap. Namun, keduanya diduga sudah benar-benar tak tercium keberadaannya. Dulmatin sendiri dikabarkan tewas di Moro, Filipina, dalam sebuah serangan tentara Filipina. Sebuah kabar yang tak pernah bisa dikonfirmasikan kebenarannya. ''Boleh dibilang sudah tinggal nama,'' aku Ali Fauzi. ***Namun, JI ternyata telah beranak dan bercucu. Adalah Noordin yang meneruskannya. Selama dalam pelariannya, Noordin dipercaya telah merekrut dan membentuk majmu'ah-majmu'ah (sel-sel) kecil. Selain itu, sel-sel baru kelompok teroris tersebut menjadi fleksibel. Bahkan, keputusan melakukan serangan bom pun bisa dilakukan hanya dalam tingkat sel. Tak perlu koordinasi dengan Noordin atau sel lain. ''Paling-paling kalau perlu sekadar membantu secara teknis. Itu pun bila bisa bertemu,'' ucap sebuah sumber di kepolisian. Sumber tersebut mengaku kesulitan mendata semua jaringan. Sebab, bisa jadi, sebuah sel aktif hanya sekali bertemu Noordin dan tak pernah bertemu lagi. ''Tak ada yang tahu berapa jumlahnya secara persis, dan mana saja yang aktif,'' tandasnya. (ano/rdl/git/fal/aga/kum)


Selengkapnya...

Nur Hasdi Menghilang Tanpa Kabar Sejak 2001

Ketua Umum Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) Abdurrahman Assegaf, Sabtu lalu (18/7) menyebut nama Nur Hasbi alias Nur Hasdi alias Nur Sahid sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott. Data yang diungkap Abdurrahman itu bisa jadi benar. Sebab, pria bernama asli Nur Hasdi itu menghilang tanpa kabar berita sejak 2001. Fakta ini terungkap ketika kemarin Radar Semarang (Jawa Pos Group) mendatangi rumah keluarga Nur Hasdi di Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kabar bahwa Nur Hasdi menjadi pelaku bom di Jakarta cepat menyebar di desa yang terletak di kawasan timur lereng Gunung Sindoro itu. Di antara tetangga Nur Hasdi, banyak yang belum bisa memercayai kabar tersebut. Keraguan tetangga atas keterlibatan Nur Hasdi itu sangat beralasan. Sebab, mereka mengaku mengenal sosok Nur Hasdi sangat jauh dari kesan pembunuh atau bahkan pengebom. "Orangnya ramah dan baik, Mas, selama tinggal di desa ini. Memang, saya dengar dulu pernah nyantri di pondok. Tapi, kami tidak tahu di mana pondoknya," papar Haryanto, salah satu tetangga Hasdi. Jika tetangga tidak percaya, apalagi ayah Hasdi. "Saya berharap kabar itu keliru," kata Muhammad Nassir, ayah Hasdi, di rumahnya yang sangat sederhana. Pria 60 tahun itu mengaku sangat terpukul dengan kabar yang menyebutkan anaknya menjadi pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott. "Sabtu lalu saya didatangi polisi. Saya sangat kaget," kata bapak enam anak itu. "Saya tidak percaya Hasdi tega melakukan itu," imbuhnya, kali ini dengan kedua mata yang tampak berkaca-kaca. Jika yakin bahwa Hasdi tidak melakukan aksi bom bunuh diri, lantas ke mana perginya pria kelahiran 24 Juli 1974 itu? Nassir mengakui, dia kehilangan kontak dengan anak ketiganya itu sejak 2001. "Sejak itu dia meninggalkan Temanggung bersama istri dan kedua anaknya," ujarnya. "Kabar terakhir, dia berada di Klaten. Namun, setelah saya cari, tidak pernah ketemu. Namun, saya yakin, anakku bukan pelakunya. Dia anak baik kok," tutur pria yang semua rambutnya sudah memutih itu. Dia menambahkan, Nur Hasdi menikah dengan Dwi Pratiwi pada 1999 (menurut Abdurrahman Assegaf, istri Nur Hasdi bernama Ida Parwati), setelah menjalani pendidikan di sebuah pondok pesantren di Temanggung. "Setelah pernikahan itu, dia (Hasdi) tinggal di rumah mertua di Klaten. Sebelum 2001, dia sering pulang ke rumah, apalagi saat Lebaran. Tetapi, setelah itu kami tidak tahu," katanya.Meski tidak tahu keberadaan anak hasil buah perkawinannya dengan Tumini, Nassir terus berusaha mencarinya. Terakhir, dia mengaku pergi ke besannya di Klaten. Namun, lagi-lagi usahanya tidak membuahkan hasil. Menurut keluaga di Klaten, Nur Hasdi pamit pergi ke Semarang untuk berkerja. "Kami mendapat kabar kalau Nur menjadi tukang duplikat kunci di Semarang. Kami mencarinya, tetapi tidak menemukan. Keluarga Klaten juga mengatakan Hasdi tidak pernah pulang," urainya.Udi Masud, salah satu adik Nur Hasdi, membantah bahwa kakaknya terlibat pengeboman. "Saya juga meyakini jika itu bukan kakak saya, apalagi masuk jaringan Jamaah Islamiyah, meski dia pernah nyantri juga di Ngruki," jelasnya sambil menunjukkan foto kakaknya. (mukhtar/jpnn/kum)

Selengkapnya...

Polisi Cocokkan DNA Keluarga Nur Hasdi dengan Potongan Tubuh

JAKARTA - Begitu mendapatkan informasi bahwa pengebom Hotel JW Marriott diduga bernama Nur Hasdi yang berasal dari Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, langkah cepat langsung ditempuh. Tadi malam dua petugas Laboratorium Forensik Mabes Polri berangkat ke Temanggung. "Kami diperintahkan untuk mencari sampel DNA dari keluarga Nur Hasdi," kata seorang dokter forensik yang bertugas di Mabes Polri kepada Jawa Pos kemarin (19/7). Selanjutnya, sampel DNA keluarga Nur Hasdi dicocokkan dengan DNA potongan kepala dan tubuh yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton."Nanti, kami cocokkan dengan kepala yang di­temukan di Marriott," katanya. Awalnya, Polda Jawa Tengah berupaya mengundang keluarga Nur Hasdi ke Jakarta. "Itu juga diupayakan. Tapi, yang jelas, dua dokter kami sudah berangkat (ke Temanggung, Red)," tutur dia. Setelah didapat, sampel (bisa darah, rambut, atau liur, Red) akan diperiksa dan dicocokkan dengan potongan kepala itu," lanjutnya. Dia mengakui bahwa upaya merekonstruksi dan mencocokkan dengan wajah pengebom sangat rumit. "Kami sudah menerima foto-foto dari Densus 88. Jumlahnya 400-an foto. Di­cocokkan kalau sketsanya jadi," terang dia. Mengapa sketsa tersebut belum juga jadi? Bukankah sudah tiga hari? Menurut dokter polisi yang juga menangani kasus pengeboman Marriott pada Agustus 2003 itu, tingkat kerusakan wajah tersebut sangat parah. "Berbeda dengan 2003, waktu itu dalam dua hari kami sudah bisa perkirakan sketsa wajah pengebom karena lebih utuh," ungkapnya. Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri memang mengungkapkan bahwa kepala milik dua orang yang sangat diduga sebagai pengebom itu rusak berat "Batok kepalanya hancur," ujar Kapolri Jumat lalu (17/7). Apakah Nur Hasdi sudah dinyatakan sebagai tersangka? Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna membantah. "Belum ada penetapan nama tersangka. Semua informasi masih ditelusuri," tutur dia kepada Jawa Pos di Media Crisis Centre kemarin. Polisi juga mencocokkan potongan kepala itu dengan rekaman CCTV yang menunjukkan wajah tamu di kamar 1808 Hotel JW Marriott. "Dalam semua rekaman yang ada, orang yang dicurigai selalu bertopi. Dalam beberapa frame, dia menggunakan kacamata hitam. Jelas sekali dia sadar terekam CCTV," papar sumber Jawa Pos di Mabes Polri. Menurut sumber itu, pengebom Marriott diduga sudah berlatih dan melakukan simulasi tata cara menginap di hotel berbintang lima. "Itu teroris necis. Kalaupun dia orang lama, jelas ada mentor yang mengajarkan prosedur check-in di hotel dan sebagainya," tegasnya. Pengebom juga tak canggung menggunakan travel bag dan paham benar prosedur menginap di hotel eksklusif. Di bagian lain, kemarin para petinggi Bareskrim Mabes Polri rapat maraton di Mabes Polri. Rapat itu dipimpin langsung oleh Kabareskrim Komjen Susno Duadji. Hadir dalam rapat tersebut Kepala Pusat Identifikasi Brigjen Bekti Suwarno dan Kadensus 88 Brigjen Saut Usman Nasution. "Satu pintu, melalui humas," ujar Bekti saat dikonfirmasi Jawa Pos tentang hasil rapat tadi malam. Sumber Jawa Pos menjelaskan, dalam rapat itu Susno meminta seluruh penyidik mempercepat kerja. "Tak boleh ada HP mati," ucapnya menirukan Susno. Susno juga meminta setiap tiga jam ada laporan terbaru dari penyidikan. "Kalau ada indikasi awal, langsung follow up. Jangan remehkan setiap informasi," tegasnya menirukan Susno lagi. Saksi Pusing Lihat Foto Hingga tadi malam (19/7) penyidik Densus 88 Mabes Polri masih memeriksa para saksi mata secara intensif. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna menjelaskan, total 35 saksi telah diperiksa. ''Jumlahnya mungkin masih bertambah,'' katanya. Sumber kuat Jawa Pos menuturkan, empat saksi kunci hingga kemarin masih diisolasi di sebuah kamar Hotel Ritz-Carlton. ''Mereka adalah orang-orang yang kami nilai paling tahu soal kemungkinan pelaku (bom bunuh diri),'' ujar sumber tersebut. Empat saksi itu adalah dua resepsionis hotel dan dua petugas security. ''Kami juga memperoleh kopi identitas dan keterangan tentang check in tamu kamar 1808 dari pengakuan mereka,'' tuturnya. Sumber itu tidak mau menyebut identitas mereka dengan alasan keamanan penyidikan. ''Mereka bisa terancam,'' lanjutnya. Karena diburu waktu, penyidik akhirnya menyodorkan foto 460 aktivis Jamaah Islamiyah (JI) yang dimiliki Densus 88. ''Mereka mengaku pusing, bingung, dan lupa,'' katanya. Padahal, polisi juga memboyong ahli sketsa bom ke ruang pemeriksaan di Hotel Ritz-Carlton. Sebanyak 460 foto itu hasil pengumpulan lapangan selama sembilan tahun. ''Kalau mereka menunjuk salah satu gambar, ini akan sangat membantu,'' ucap sumber tersebut. Selain empat saksi tersebut, penyidik memeriksa para pegawai kedua hotel. ''Kami juga akan minta keterangan dari para tamu, terutama tamu Hotel JW Marriott,'' terangnya. Kamar 1808 yang diduga sebagai pos perencanaan bom bunuh diri diteliti ulang kemarin. Sebelumnya, di kamar itu ditemukan skema, sebuah ponsel, dan bom rakitan yang disimpan dalam tas laptop (Jawa Pos, 18/7). Kondisi kamar itu masih acak-acakan kemarin. ''Masih dibiarkan se­perti awal,'' katanya. Irjen Pol Nanan Soekarna menjelaskan, temuan terkait kamar 1808 terus dikembangkan. ''Nomor ponsel itu bagian dari penyelidikan,'' kata Nanan.Seorang pegawai Hotel JW Marriott yang kemarin diperiksa menjelaskan, sebelum insiden bom, lantai 18 mayoritas dihuni warga asing. ''Saya juga belum pernah masuk ke (kamar) 1808 karena terpasang tanda Don't Disturb di pintu,'' katanya saat dicegat Jawa Pos di depan Hotel Ritz-Carlton. Lalu, dari mana Anda tahu lantai 18 dihuni orang asing? Pria berusia 20 tahunan itu mengaku berkali-kali melihat penghuni kamar-kamar selain 1808. ''Tadi saya juga ditanya apakah pernah bertemu penghuni 1808. Saya jawab tidak pernah sama sekali,'' katanya sambil buru-buru permisi karena tangannya digamit rekannya. ''Maaf Mas, kami tak boleh banyak omong sama manajemen (hotel),'' tambahnya.Sumber Jawa Pos di Mabes Polri menjelaskan, selain saksi di Hotel Marriott dan Ritz-Carlton, penyidik memeriksa CCTV (closed circuit television) Jalan Lingkar Mega Kuningan. ''Kami tetap mencari kemungkinan ada mobil yang dropping tamu, lalu pergi,'' katanya. Daftar mobil yang saat itu berada di basemen Ritz-Carlton dan JW Marriott juga sudah diperiksa. Mabes Polri juga mengirimkan tim penyidik ke Singapura untuk mengembangkan informasi. Nanan tidak membenarkan, tapi juga tidak membantah. ''Apa pun langkah yang dianggap perlu oleh penyidik akan dilakukan,'' ujarnya.(rdl/ano/git/fal/dwi/kum)


Selengkapnya...

Identitas Empat Jenazah Belum Dikenali Tim DVI

Pekerjaan tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri masih belum rampung. Hingga kemarin (20/7), tim DVI baru mengungkap identitas lima korban ledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton. Itu berarti masih ada empat korban tewas yang identitasnya belum dikenali.''Empat korban tersebut masih terus diidentifikasi oleh tim DVI,'' kata Wakadiv Humas Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak di media center Bellagio Mall, Mega Kuningan. Yang terbaru diketahui identitasnya adalah warga negara Australia, yakni Craig Senger dan Nathan Verity.Tiga korban yang lebih dulu diketahui identitasnya adalah Presdir PT Holcim Indonesia Timothy D. Mackay (Selandia Baru), Garth Rupert John McEvoy (Australia), dan seorang warga Indonesia, Evert Mokodompis. Selain itu, masih ada 13 korban luka yang dirawat di tiga rumah sakit. Yakni, RS Jakarta (4), RS Pusat Pertami­na (1), dan RS MMC (8).Sulistyo enggan berspekulasi tentang identitas empat jenazah yang masih tersisa tersebut. ''Bisa saja korban, tapi bisa juga yang diduga menjadi pelaku (peledakan),'' ujar jenderal berbintang satu itu. Namun, diduga kuat identitas jenazah keenam adalah Ibrahim. Lelaki 36 tahun asal Kuningan, Cirebon, tersebut adalah florist alias tukang penata bunga dan tanaman di Ritz-Carlton.Sepupu Ibrahim, Muhammad Hadyo, menuturkan, sebelum ledakan, Ibrahim menelepon istrinya yang tinggal di Kuningan, Cirebon. Dia menanyakan kondisi keempat anaknya yang masuk sekolah. Namun, setelah ledakan, ponsel Ibrahim tak bisa dihubungi. Dia juga tak masuk dalam daftar korban selamat yang dirilis Ritz-Carlton.''Kami sudah mencari di rumah sakit, tapi dia tidak ada. Kalau selamat, dia pasti langsung pulang atau menghubungi keluarga,'' ujar Hadyo saat ditemui di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin (20/7). Itu berarti tinggal jenazah wanita tanpa kepala yang belum jelas identitasnya.Sebagaimana diberitakan, jumlah korban dalam ledakan tersebut sembilan orang. Kalau Ibrahim adalah jenazah keenam, berarti ada tiga yang belum jelas. Nah, Mabes Polri menyatakan, di antara sembilan orang tersebut, ada dua pelaku yang ikut jadi korban. Berarti, tinggal satu jenazah yang belum jelas identitasnya, yakni wanita. Salah seorang anggota tim identifikasi dari Polda Metro Jaya yang menangani korban kali pertama menyatakan, jenazah wanita tersebut tanpa kepala dan tangan kanan. ''Melihat fisiknya, dia se­perti dari luar negeri,'' ujar­nya.Hingga kemarin (20/7), belum ada pihak-pihak yang merasa kehilangan mendatangi RS Sukanto. Padahal, Kedutaan Besar Australia sudah mengambil jenazah Mc­Evoy, Verity, dan Senger. Lantas, siapa wanita tanpa kepala itu? ''Empat jenazah masih didalami,'' kata Sulistyo singkat. (fal/aga/oki)



Selengkapnya...

Indonesia Tak Mengenal Aksi Teror dan Kekerasan

JAKARTA - Sebagai negara yang sangat toleran, Indonesia sama sekali tak mengenal aksi teror dan kekerasan. Kalaupun ada aksi terror, itu biasanya datang dari luar kawasan Indonesia. Baik itu dilakukan sendiri oleh warga negara asing maupun dengan menginfiltrasi pemikiran umat beragama di Indonesia.''Jadi, tidak benar kalau ada ke­lompok domestik Indonesia yang berniat melakukan teror,'' kata Ketua Umum PB NU Hasyim Mu­­zadi dalam doa bersama tokoh lintas agama untuk korban teror bom JW Marriott dan Ritz-Carlton di Bellagio Mall Atrium, Mega Kuningan, Jakarta, kemarin (20/7).Acara tersebut dihadiri wakil dari perwakilan umat Buddha, Hindu, Konferensi Wali Gereja Indonesia, dan Persekutuan Gereja Indonesia. Hadir pula Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. ''Salah kalau bilang Indonesia is the center of terrorism. Yang benar, Indonesia is the victim of global terrorism,'' tambah Hasyim.Dia kembali menegaskan bahwa dalam Islam, pengertian jihad bukan teror dan teror bukan jihad. Hasyim lantas mencontohkan peristiwa pengeboman dua hotel di kawasan Mega Kuningan pada 17 Juli lalu. Menurut dia, tragedi itu terjadi karena kesalah­an pemahaman agama yang terjadi pada segelintir orang.Dia mengingatkan, jalan kekerasan juga pernah dilakukan sekelompok umat Kristen di Belfast, Irlandia; sekelompok umat Hindu di Ayodhya, India Selatan; dan sekelompok orang di Thailand Selatan. Meski begitu, Hasyim menegaskan, semua praktik kekerasan itu sejatinya tidak mewakili ajaran agamanya masing-masing.''Jangan ada interpretasi dari kita semua bahwa teror adalah ajaran agama,'' tegasnya. Pemahaman ini sudah disepakati semua agama besar di dunia. ''Tidak ada perbedaan pandangan agama-agama di dunia terhadap terorisme,'' katanya.Hasyim menilai, selama lima sampai sepuluh tahun belakangan, Indonesia sudah memiliki prestasi luar biasa dalam pencegahan aksi terorisme. Para tokoh agama sudah bersatu melakukan klarifikasi kepada umatnya masing-masing. Ditambah lagi lang­kah keamanan yang mau berorientasi kepada keadilan, bukan hanya kekuasaan.''Akhirnya, pelan-pelan (pena­nganan terorisme) ini bisa ditingkatkan. Kita sukses mengatasi teror dengan hukum, bukan dengan teror. Sebab, mengatasi teror dengan teror hanya menimbulkan terorisme baru,'' tandasnya.Cawapres pasangan Megawati, Pra­bowo Subianto, juga berpandangan, Indonesia sebenarnya sudah relatif baik menghadapi terorisme. Terutama jika dibandingkan dengan India, Pakistan, dan Afgha­nistan. Namun, tetap saja selalu ada orang-orang ekstrem radikal yang bisa berbuat onar dan jahat.''Seluruh negara di dunia mengalami kesulitan menghadapi orang-orang seperti ini. Di Indonesia tidak banyak, tapi kita memang harus waspada. Ini negara besar, perbatasan begitu luas, orang asing bisa menyusup ke da­lam,'' katanya.Setelah penyelidikan aparat keamanan semakin mengarah bahwa pelaku pengeboman tidak ber­kaitan dengan pilpres, perlukah SBY menyampaikan permintaan maaf ? ''Ah, saya selalu memilih untuk berpikir positif,'' jawabnya, lantas tersenyum. Se­te­lah doa bersama, para tokoh lintas agama menutup seremoni acara dengan meletakkan karang­an bunga mawar di lokasi pengeboman. (pri/fal/oki)

Selengkapnya...

Misterius, Tak Pernah Beri Tahu Tempat Tinggalnya

KLATEN - Nur Hasdi alias Nur Hasbi alias Nur Sahid, pria yang disebut-sebut sebagai pengebom di Hotel JW Marriott Jumat pekan lalu (17/7), dikenal sebagai sosok yang ramah. Dia menikah pada 2000 dan mempunyai dua anak. Pada 2001, Hasdi memboyong istri dan anaknya ke Semarang. Namun, dia tidak pernah memberitahukan alamat tempat tinggalnya kepada keluarga. Itulah yang terkesan misterius.Fakta-fakta tersebut diungkap Ny Siti Lestari. Ibu mertua Nur Hasdi itu kemarin (20/7) bertutur tentang menantunya tersebut ketika didatangi Radar Solo (Jawa Pos Group) di rumahnya, Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.Perempuan 50 tahun itu adalah ibu kandung Dwi Prastiwi, 32. Dwi adalah istri Nur Hasdi. "Ayo, silakan masuk," kata Siti dengan ramah di depan rumahnya yang sederhana. Wajahnya terkesan murung. "Saya kepikiran berita yang menyebutkan Nur Sahid itu pelaku pengeboman. Saya tidak percaya itu," katanya. Di keluarga Siti, Nur Hasdi dipanggil dengan sebutan Nur Sahid. Siti lantas bercerita tentang menantunya itu. Di mata dia, sosok Nur Sahid lemah lembut, tidak pernah berkata kasar kepada siapa pun, termasuk kepada istrinya.Nur Sahid, kata Siti, menikahi Dwi pada 2000. "Setelah menikah, dia (Nur Sahid) tinggal bersama kami, kira-kira setengah tahun," ceritanya. Selama itu, tidak pernah ada gelagat yang menunjukkan bahwa Nur Sahid adalah anggota organisasi massa tertentu. "Sore dia sudah pulang dari kerja. Setelah itu ke masjid sampai Isya," tambahnya. Pada 2001, Nur memboyong istrinya ke Semarang. Mengapa pindah ke Semarang? Siti mengatakan, sampai sekarang dirinya tidak pernah tahu alasan pasti menantunya itu mengajak Dwi pindah ke Semarang. Siti juga menyatakan tidak pernah diberi tahu alamat tempat tinggal Nur di Semarang. "Kami berkomunikasinya dengan telepon," lanjutnya, yang dibenarkan sang suami, Prasojo, 57. Setiap kali menelepon, Siti mengatakan hanya berkomunikasi dengan Dwi, putrinya. Melalui hubungan telepon itulah, diketahui bahwa Nur dan Dwi dikaruniai dua anak. Soal dugaan keterlibatan menantunya dengan kelompok teroris, Siti juga tidak percaya. Apalagi dia sudah menyaksikan tayangan hasil rekaman CCTV di Hotel JW Marriott yang menggambarkan sosok pria bertopi pembawa koper dan ransel yang dicurigai sebagai pengebom bernama Nur Hasdi alias Nur Sahid alias Nur Hasbi. "Melihat cara jalannya, pria itu bukan mantu saya. Saya hafal betul bagaimana dia berjalan," tuturnya. Siti sesekali mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan. Hal yang sama disampaikan Gesang Bhekti Prayoga, adik kandung Dwi yang juga adik ipar Nur Sahid. Dia mengatakan tidak percaya bahwa kakak iparnya adalah pelaku bom bunuh diri di Marriott. Dia justru meminta polisi segera mengusut tuntas jati diri pengebom tersebut. "Kalau ingin kepastian, tunggu saja dulu tes DNA keluarga kakak ipar saya. Jangan lantas membuat opini di media bahwa seolah-olah pelakunya Nur Sahid," ujarnya.Petugas dari Laboratorium Forensik Mabes Polri memang sedang berupaya untuk mencari kejelasan identitas pengebom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Salah satu caranya adalah melakukan tes DNA terhadap potongan tubuh yang diduga sebagai pengebom, untuk selanjutnya dicocokkan dengan DNA milik keluarga Nur Hasdi. Tujuannya mengungkap apakah potongan kepala yang diduga sebagai pengebom itu benar-benar kepala Nur Hasdi. Menurut Kepala Desa Ngalas Tri Setyo Nugroho, secara administrasi keluarga Nur Sahid memang masih terdaftar sebagai warga Desa Ngalas. Salah satu buktinya adalah kartu keluarga (KK) dengan nama Nur Sahid Abdurrahman belum dicabut. KK itu dibuat sebelum dia menjabat. "Saya baru dua tahun terpilih. Jadi, belum pernah bertemu dengan Pak Nur Sahid. Tapi, nama keluarga tersebut masih tercatat sebagai warga di sini,," ujarnya.Di bagian lain, rumah kedua orang tua Nur Sahid di Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, kemarin siang tampak kosong, tak berpenghuni. Radar Semarang (Jawa Pos Group) yang datang ke sana tidak bisa menemui satu pun keluarga Nur Sahid di rumah tersebut. Menurut Rosyid Ridho, pria yang mengaku sebagai sepupu Nur Sahid, Muhammad Nassir dan Tuminem (kedua orang tua Nur Sahid) pergi sejak pagi-pagi buta kemarin. "Tadi pagi (kemarin), sekitar pukul 05.30, sudah dibawa petugas. Katanya untuk tes DNA," papar Rosyid. Diceritakan, orang tua Nur Sahid itu dijemput petugas berpakaian preman dengan dua mobil. Namun, saat ditanya ke mana tujuan keluarganya dibawa pergi, dia menyatakan tidak tahu. "Tidak tahu, Mas, apa di polres, polda, atau ke Jakarta," ucap pria yang juga teman masa kecil Nur Sahid tersebut. (oh/vie/jpnn/kum)



Selengkapnya...

Nur Hasdi Dididik Langsung Noordin

Buru Jaringan JI, Polisi Sisir Jateng JAKARTA - Jika memang benar pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott adalah Nur Hasdi alias Nur Hasbi alias Nur Sahid, nama itu memang pernah didengar oleh beberapa anggota senior Jamaah Islamiyah (JI). ''Saya memang sempat mendengar namanya. Tapi, belum pernah tahu aksi-aksinya. Tidak pernah terlihat di Afghanistan, juga tidak diketahui di Kamp Hudaibiyah, Filipina," kata seorang anggota JI senior kepada Jawa Pos yang wanti-wanti agar namanya dirahasiakan. "Saya juga ragu apakah Sahid juga terlibat di Poso maupun Ambon,'' tambahnya. Soal Nur Sahid, polisi saat ini mengumpulkan informasi seputar sepak terjang pria 35 tahun itu. Bahkan, polisi kini mengubek-ubek beberapa wilayah di Jawa Tengah untuk menelusuri jejak jaringan JI di sana. Sumber di kepolisian yang menangani kasus teror bom Jakarta mengatakan, tim Densus 88 sebenarnya sempat mendengar selentingan nama Nur Sahid pada 2006, ketika polisi menggerebek sebuah rumah di Wonosobo dan menembak mati Abdul Hadi dan Jabir. Mereka adalah tangan kanan gembong teroris Noordin Mohd. Top. Penjelasan sumber kepolisian ini ternyata klop dengan uraian sumber Jawa Pos di JI tadi. "Saya juga mendengar nama Nur Sahid sekitar tahun itu (2006). Waktu itu, setahu saya posisinya dalam jaringan JI masih di level dasar," kata sumber Jawa Pos yang juga tokoh senior di JI. Dia belum berani memastikan apakah Nur Sahid adalah pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott atau bukan. ''Yang saya dengar dia (Nur Sahid, Red) terlibat di dalam kelompok Noordin sejak 2006,'' urainya. Bisa jadi, masuknya Nur Sahid ke jaringan Noordin setelah kematian Abdul Hadi dan Jabir. Bisa jadi pula, sejak saat itu posisi Nur Sahid menjadi kian penting di kelompok Noordin. Hal ini diperkuat keterangan sumber Jawa Pos di kepolisian. "Dari data yang kami kumpulkan, Nur Sahid ini pernah mendapat didikan langsung dari Noordin Mohd Top,'' katanya. Dia menambahkan, dalam JI, segala sesuatunya bisa cepat berubah. Salah satu contohnya Abu Dujana. Sebelum ditangkap polisi dua tahun lalu dan dibuktikan keterlibatannya dalam beberapa serangan bom, sumber tersebut mengaku tak bisa memercayai keterlibatan Abu Dujana. ''Orangnya halus dan bukan kelompoknya Ali Ghufron alias Mukhlas (pelaku bom Bali yang dihukum mati November 2008),'' tambahnya. Ternyata Abu Dujana malah terlibat dalam sejumlah aksi pengeboman. Bahkan, dia adalah tokoh penting di balik peledakan bom di Hotel JW Marriott pada 2003 dan pengeboman di Kedutaan Besar Australia 2004.Di bagian lain, hingga kemarin polisi masih mengarahkan kecurigaan kepada orang-orang Kompak (Komite Penanggulangan Krisis). Kompak adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh Ali Imron (tersangka kasus terorisme yang ditangkap pascabom Bali I 2002. Dia adalah saudara Amrozi, pelaku bom Bali). Saat ini Ali Imron menjalani hukuman sebagai napi kasus terorisme. Sebagian dari anggota Kompak sudah ditangkap polisi di Plumpang, Palembang, dan Cilacap. Di Palembang yang ditangkap adalah Abdurrahman Thaib (November 2008). Di Plumpang, yang ditangkap adalah Wahyu (Oktober 2008). Sedangkan di Cilacap, yang ditangkap adalah Saifudin Zuhri (Juni lalu). Mengapa mencurigai anggota Kompak? "Kami melihat ada kemiripan rangkaian bom yang meledak di Marriott Jumat lalu dengan rangkaian bom yang pernah dibikin anggota Kompak," kata sumber di kepolisian. Dia memaparkan, banyak anggota Kompak yang "lulusan" Ambon dan Poso. Hanya, memang sejak awal kelompok ini sudah mendapat back up dari sejumlah pentolan JI. Kelompok ini berdiri pada 2000.Bersama Aris Munandar, juga tersangka kasus terorisme yang telah ditangkap, Ali Imron menghimpun dana umat muslim untuk penanganan krisis di Poso dan Ambon. Alih-alih untuk membeli sembako, dana yang ada kemudian digunakan untuk membeli peluru, bahan peledak, dan sejumlah peralatan militer lainnya. Yang menjadi instruktur orang-orang Kompak adalah orang-orang JI. Seorang perwira yang terlibat dalam satgas bom menyebut bahwa mereka tak lain JI itu sendiri. ''Apa pun namanya. Entah itu Kompak, entah itu Samala, entah itu Simili, tetap saja ilmu dan doktrinnya diperoleh dari orang-orang JI,'' ucap sumber tersebut. Untuk itu, sumber tersebut mengatakan tidak terlalu memusingkan nama. ''Dalam konteks sekarang, kelompok yang mampu dan mempunyai motivasi peledakan bom ya kelompok pecahan JI itu,'' tandasnya. Kalau kemudian membina kelompok baru atau orang baru, dia mengatakan sumbernya dari JI. ''Hanya kita petakan, kelompok mana yang aktif saat ini,'' tambahnya.Selain itu, sumber tersebut mulai menyebut nama Dulmatin. ''Ada indikasi Dulmatin kembali masuk ke Indonesia,'' tuturnya. Dia kemudian menjelaskan bahwa sempat ada kabar Dulmatin tewas di Moro, Filipina, dalam sebuah serangan tentara Filipina. Namun, hingga kini belum ada yang bisa memastikan kebenarannya. Dulmatin sendiri adalah anggota senior JI yang dikenal kemampuannya dalam meracik bom. Di bagian lain, Wakadiv Humas Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak enggan menjawab detail ketika dikonfirmasi tentang berbagai dugaan seputar pengungkapan kasus teror bom Jakarta. Termasuk tentang dugaan nama Nur Sahid. "Investigasi masih terus dilakukan. Jadi, belum disimpulkan ini kelompok ini atau yang lain," kata Sulistyo dalam keterangan di media center Bellagio Mall kemarin (20/7).Jenderal dengan bintang satu di pundak itu juga enggan mengungkapkan temuan-temuan baru penyidik Polri. Misalnya, yang ada di kamar 1808 Hotel JW Marriott. "Itu terus dikembangkan, masih harus didalami. Termasuk temuan seperti laptop atau barang bukti yang lain," kata Sulistyo.Sekitar lokasi kejadian, lanjut dia, juga masih terus disisir oleh polisi. Hal itu untuk mendukung tugas tim DVI (Disaster Victim Identification) dalam mengidentifikasi korban. "Mungkin ada bukti-bukti tambahan untuk identifikasi," ujarnya.Soal informasi bahwa polisi saat ini menyisir Jawa Tengah, Sulistyo tak membantahnya. ''Kami melakukan penyelidikan menyeluruh. Kadang simultan di berbagai daerah, khususnya di Jawa Tengah,'' tandasnya. Menurut Sulistyo, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Jawa Tengah. ''Ada sejumlah petunjuk yang mengarah ke sana,'' ucap Sulistyo, tanpa mau menjelaskan detail petunjuk tersebut dengan alasan untuk kepentingan penyidikan. Kapolri Periksa Kepala Pengebom Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri kemarin mengunjungi RS Polri, Jakarta Timur. Dia memotivasi petugas DVI dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri yang sedang meneliti pecahan tubuh dan serpihan kepala yang diduga pengebom. "Kita tidak ingin spekulasi di masyarakat meluas. Prinsip kita ilmiah, bukan berdasar asumsi," ujar sumber Jawa Pos yang hadir dalam kunjungan itu menirukan Kapolri. Kapolri datang berseragam lengkap pukul 12.00 dengan diiringi ajudan. Dia disambut Kepala RS Polri Brigjen Pol Aidir Rawas dan Kapolres Jakarta Timur Kombespol Hasanuddin. Setelah itu, Kapolri masuk ruang identifikasi. Dia keluar melalui pintu belakang RS Polri pukul 13.15 tanpa memberikan pernyataan kepada wartawan. Sumber Jawa Pos menceritakan, saat masuk ruang identifikasi, Kapolri sempat meneliti ulang kepala yang diduga pengebom. "Sudah jadi data susunan giginya?" ujar sumber itu menirukan pertanyaan Kapolri kepada tim DVI. Data gigi atau data odontogram menjadi bahan identifikasi forensik. Jika sudah ada, data tersebut akan dicocokkan dengan file data yang sudah dimiliki Bareskrim Mabes Polri. Kapolri juga sempat menanyakan tes DNA yang dilakukan kemarin. "Kami dipatok maksimal 12 hari," kata sumber itu. Salah satu DNA yang diperiksa berasal dari keluarga Nur Sahid (Jawa Pos, 20/7/2009). Sumber Jawa Pos yang lain menceritakan, dalam rapat di Bareskrim Minggu (19/7) ada keputusan sangat penting. Yakni, melibatkan lagi secara informal Satgas Bom Bali yang sudah dilebur dalam satuan Densus 88. "Pak GM mengendalikan," kata sumber itu. GM adalah sebutan untuk Komjen Gorries Mere yang sekarang menjabat Kalakhar BNN. GM dulu yang membentuk tim Cobra yang mulai menyelidiki kasus pengeboman sejak bom malam Natal 1999. Tim itu lantas menjadi satgas bom yang bekerja di bawah tanah dan minim publikasi. Menurut sumber itu, sejak peristiwa 17 Juli terjadi, GM langsung diperintahkan Kapolri ikut membantu penyidikan. "Beliau ikut masuk pertama ke ground zero (lokasi peledakan)," katanya. Tim Cobra bentukan GM mempunyai jaringan yang sangat kuat. Banyak "mantan" terpidana teroris yang mempunyai hubungan baik dengan anggota-anggota tim Cobra. "Tapi, tak akan diumumkan secara resmi. Densus 88 tetap dimunculkan sebagai tim utama," katanya. Mereka sudah membentuk unit-unit dengan anggota lima orang per unit. Kemarin tim penyidik kembali ke ground zero Ritz-Carlton. "Kita menemukan sisa jelaga chlorin. Itu identik dengan pengeboman Paddy's Café, Bali, 2002. Tapi, efeknya tidak sedahsyat Paddy's karena bahan dasarnya balck powder, bukan RDX," katanya."Kesimpulan sementara, pengebom masuk di tengah restoran," kata sumber itu. Bom yang digunakan jenis high velocity low speed. Itu berarti bom tersebut menimbulkan efek horizontal dan tidak menyebar. "Kita juga menemukan sisa kabel yang identik dengan kabel Paddy's. Kabel jenis ini lazim digunakan di Moro, Filipina," katanya. (ano/rdl/fal/aga/kum)

Selengkapnya...

Militer Bisa Jadi Sasaran Berikutnya

PENGAMAT politik LIPI Hermawan Sulistyo me­nilai, instalasi militer dimungkinkan menjadi sa­saran teror bom berikutnya. Mengikuti pola te­rorisme di luar negeri, instalasi militer selalu men­jadi target lanjutan setelah berhasil melakukan te­ror bom di objek vital tanpa korban dan teror bom di lokasi konsentrasi warga sipil terpilih.''Kalau berbicara pola (teror), bisa jadi (sasaran be­rikutnya) militer,'' ujar profesor riset bidang per­kembangan politik itu dalam sebuah diskusi di Jakarta kemarin (18/7). Sosiolog yang pernah men­jadi konsultan Polri dalam penyelidikan bom Bali itu mengatakan, teror di objek vital tanpa korban dilakukan di tempat parkir bawah tanah Bursa Efek Jakarta (BEJ).Setelah itu, teror meningkat ke objek-objek konsentrasi warga sipil terpilih. Mulai kediaman Dubes Fil­ipina hingga bom Bali II, dan Kedubes Australia. ''Ingat, di Amerika, setelah menyerang WTC, teroris juga berusaha menyerang Pentagon (Departemen Pertahanan AS),'' paparnya.Hermawan menyatakan belum memahami motif uta­ma serangkaian teror bom di Mega Kuningan, Ja­karta, itu. Namun, dia meyakini teror tersebut ti­dak terkait penyelenggaraan pemilu presiden (pilpres). ''Itu terlalu jauh,'' katanya. Menurut dia, polisi tidak akan kesulitan meng­ung­kap apakah teror tersebut dilakukan kelompok la­ma yang bermotif ideologi atau kelompok baru yang bermotif politik. Polri cukup mencocokkan de­­to­nator yang ditemukan di JW Marriott dan Ritz-Charl­ton dengan detonator dalam teror-teror bom se­belumnya. Soalnya, jauh lebih sulit mencari de­tonator bila dibandingkan dengan mencari bahan peledak low explosif. ''Tinggal dilihat saja. Kalau de­tonatornya buatan India, hampir pasti pelakunya adalah kelompok lama. Kalau detonatornya berbe­da, bisa jadi itu dilakukan pemain baru atau pelaku yang baru bergabung dengan pemain lama,'' tandasnya.Pernyataan berbeda disampaikan mantan Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Faruq Mu­ham­mad. Dia menilai, insiden tersebut bisa saja ber­motif politik, namun tidak dilakukan kandidat ca­pres dan cawapes yang kalah di pemilu presiden, melainkan pendukung-pendukungnya. ''Seperti se­pak bola, kalau tim kalah, suporternya bisa saja ke­cewa. Kekecewaan yang besar itu bisa berubah me­n­jadi ideologi,'' kata dia. (noe/oki)





Selengkapnya...

Militer Bisa Jadi Sasaran Berikutnya

PENGAMAT politik LIPI Hermawan Sulistyo me­nilai, instalasi militer dimungkinkan menjadi sa­saran teror bom berikutnya. Mengikuti pola te­rorisme di luar negeri, instalasi militer selalu men­jadi target lanjutan setelah berhasil melakukan te­ror bom di objek vital tanpa korban dan teror bom di lokasi konsentrasi warga sipil terpilih.''Kalau berbicara pola (teror), bisa jadi (sasaran be­rikutnya) militer,'' ujar profesor riset bidang per­kembangan politik itu dalam sebuah diskusi di Jakarta kemarin (18/7). Sosiolog yang pernah men­jadi konsultan Polri dalam penyelidikan bom Bali itu mengatakan, teror di objek vital tanpa korban dilakukan di tempat parkir bawah tanah Bursa Efek Jakarta (BEJ).Setelah itu, teror meningkat ke objek-objek konsentrasi warga sipil terpilih. Mulai kediaman Dubes Fil­ipina hingga bom Bali II, dan Kedubes Australia. ''Ingat, di Amerika, setelah menyerang WTC, teroris juga berusaha menyerang Pentagon (Departemen Pertahanan AS),'' paparnya.Hermawan menyatakan belum memahami motif uta­ma serangkaian teror bom di Mega Kuningan, Ja­karta, itu. Namun, dia meyakini teror tersebut ti­dak terkait penyelenggaraan pemilu presiden (pilpres). ''Itu terlalu jauh,'' katanya. Menurut dia, polisi tidak akan kesulitan meng­ung­kap apakah teror tersebut dilakukan kelompok la­ma yang bermotif ideologi atau kelompok baru yang bermotif politik. Polri cukup mencocokkan de­­to­nator yang ditemukan di JW Marriott dan Ritz-Charl­ton dengan detonator dalam teror-teror bom se­belumnya. Soalnya, jauh lebih sulit mencari de­tonator bila dibandingkan dengan mencari bahan peledak low explosif. ''Tinggal dilihat saja. Kalau de­tonatornya buatan India, hampir pasti pelakunya adalah kelompok lama. Kalau detonatornya berbe­da, bisa jadi itu dilakukan pemain baru atau pelaku yang baru bergabung dengan pemain lama,'' tandasnya.Pernyataan berbeda disampaikan mantan Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Faruq Mu­ham­mad. Dia menilai, insiden tersebut bisa saja ber­motif politik, namun tidak dilakukan kandidat ca­pres dan cawapes yang kalah di pemilu presiden, melainkan pendukung-pendukungnya. ''Seperti se­pak bola, kalau tim kalah, suporternya bisa saja ke­cewa. Kekecewaan yang besar itu bisa berubah me­n­jadi ideologi,'' kata dia. (noe/oki)





Selengkapnya...

Pengantin yang Tak Pernah Habis

Menjadi pelaku bom bunuh diri membutuh­kan nyali yang sangat tinggi. Sulit membayangkan apa yang ada di benak mereka. Umpama­nya, mereka melakukan eksekusi pagi hari, apa­kah di malam hari bisa tidur nyenyak? Apa­kah mereka sudah meraba-raba alam di sana se­telah kematian itu? Hanya mereka yang ber­nyali besar yang bisa melewati masa-masa jelang ajal tersebut. Pelaku bom bunuh diri tak pernah habis. Se­rentetan serangan teror menunjukkan, orang ber­nyali besar tersebut selalu muncul. Saat bom B­a­li I yang meluluhlantakkan Kuta, seorang laki-laki dari desa terpencil di Banten bernama Iqbal membawa bom yang menewaskan lebih dari 200 orang tak berdosa. Saat bom Marriott pada 2003, kepala Asmar Latin Sani terlepas hing­ga ke lantai tiga saat bom yang dibawanya me­ledak meluluhlantakkan hotel megah itu. Heri Gu­lon, pemuda asal Jawa Barat, juga disebut-se­but sebagai pelaku peledakan di depan Ke­dubes Australia di Jakarta pada 2004.Para eksekutor itu adalah orang-orang yang terbuai oleh mentor-mentor yang sangat jago menginspirasi. Iqbal direkrut Imam Samudra, salah seorang tokoh kunci bom Bali. Setelah melihat "bakat'' Iqbal yang luar biasa, barulah Imam Samudra memperkenalkan kadernya tersebut kepada Dr Azhari Husein (tewas dalam penyergapan polisi di Batu). Perekrutan Asmar Latin Sani lewat pasukan khos yang dibangun Azhari pada 2003. Azhari pernah tinggal di rumah Asmar di Bengkulu. Karena itulah, Asmar yang bekerja sebagai tukang fotokopi dibimbing langsung oleh Azhari Husein dan Noordin M. Top. Azhari dan Noordin M. Top dulu berbagi tugas. Azhari, doktor lulusan Reading University, Inggris, dikenal jago meracik bom. Dia adalah guru para peracik bom kelompok teroris itu. Azhari yang berasal dari Malaysia mungkin telah meninggalkan anak asuh yang sangat berbahaya dan berkembang di mana-mana. Noordin dikenal sebagai ideolog jempolan. Dialah yang mengasah dan merangsang nyali para eksekutor pelaku bom bunuh diri. Dia sangat berbahaya karena dikenal sangat pandai merekrut kader. Licin bagai belut. Terbukti, sudah hampir satu dekade, polisi belum berhasil menangkapnya. Agar kader yang bersedia menjadi aktor bom bunuh diri itu semakin kuat hatinya, Noordin M. Top dan Azhari menyebut mereka dengan sandi "pengantin". Sebutan itu bukan sekadar bentuk sandi dalam komunikasi rahasia mereka. Juga bukan semata istilah asal-asalan. Para operator bom bunuh diri tersebut terbuai sebagai "pengantin" karena dianggap akan menuju pelaminan. Amrozi dalam beberapa kali wawancaranya me­nyatakan tak pernah takut dengan kematian. Dok­trin sudah tertancap di kepalanya bahwa dirinya sudah ditunggu bidadari di surga. Itulah yang mem­buat dia selalu tersenyum serta tak pernah terlintas wajah takut sedikit pun setelah ditangkap. Pelaku bom bunuh diri memang selalu mendapatkan perlakuan istimewa menjelang menjalani misi. Pimpinan Macan Tamil, organisasi separa­tis Sri Lanka, Velupillai Prabhakaran, selalu me­ngadakan jamuan makan paling nikmat dengan para anak buahnya yang akan melakukan misi bunuh diri. Dia menyuguhkan makanan ter­nikmat dan memperlakukan dengan istimewa ka­dernya yang akan menjalani tugas menukar nyawa lewat misi organisasinya. Macan Tamil berkali-kali melakukan aksi teror yang membuat pemerintah Sri Lanka panik. Kader bunuh diri itu tak pernah habis karena Prabhakaran tak pernah berhenti menyuguhkan sajian khusus buat kadernya. Kader pelaku bom bunuh diri dijadikan ''raja'' yang diperlakukan khusus. Kini, pemerintahan Sri Lanka merayakan kemenangan setelah Prabhakaran tewas dalam serangan militer pada perte­ngahan Mei 2009. Pelaku bom bunuh diri itu muncul lagi. Kali ini dua hotel mewah, Ritz-Carlton dan JW Mar­riott, yang menjadi sasaran. Kita semua ber­sedih dan berduka atas peristiwa yang tak ber­perikemanusiaan itu. Dunia mengutuknya. Apakah pelakunya juga seorang ''pengantin''? Padahal, sejumlah tokoh kunci kelompok Azhari cs yang menjadi pelaku teror pada per­tengahan 2000-an sudah tewas. Di antaranya, Azhari sendiri, Amrozi, dan Imam Samudra. Atau mungkin pelaku bom terakhir itu adalah pe­ngantin baru binaan Noordin M. Top, sosok mis­terius yang masih berkeliaran. Atau mungkin juga dari kelompok lain dengan misi yang ber­beda? Yang jelas, masyarakat ingin semua aksi teror tersebut dihentikan. Ini­lah tugas be­sar polisi dan intelijen kita untuk memberangus hingga ke akar kelompok te­ror itu. Jangan lagi ada "pengantin" yang mem­bawa maut tersebut. (*)


Selengkapnya...

Pengebom Diduga Jaringan Noordin-Kastari

JAKARTA - Tim Densus 88 Mabes Polri hingga kemarin terus memburu siapa otak di balik pengeboman di dua hotel, JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat lalu (17/7). Sumber Jawa Pos yang ikut menangani kasus itu menyebutkan, pengeboman yang hampir dipastikan bermodus bunuh diri itu terkait jaringan Slamet Kastari di Singapura.Kastari adalah salah seorang pimpinan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) berkebangsaan Singapura. Dialah yang dituding terlibat dalam berbagai kasus teror terhadap sejumlah gedung pemerintah di Singapura pada 2001.Sebelum ditangkap di Malaysia Mei lalu, Kastari menjadi buron sejak 2002. Pada 2006, dia tertangkap di Indonesia dan diekstradisi ke Singapura. Namun, pada Februari 2008, Kastari melarikan diri dari penjara Whitley Road Detention Center, Singapura, melalui jendela kamar mandi yang tidak terkunci. Kastari adalah gembong teroris yang paling dicari di Asia Tenggara setelah Noordin M. Top. Ada dugaan bahwa Kastari terlibat dalam kasus bom Bali 2002. Dan, Mei lalu dia bisa ditangkap kembali.Lantas, bagaimana kaitan antara Kastari dan para pelaku pengeboman di Jakarta Jumat lalu? Sumber Jawa Pos tadi memaparkan, Kastari punya jaringan di Singapura yang memiliki akses ke Indonesia. Salah satu di antaranya, Husaini Ismail, warga negara Singapura yang menjadi buron kasus terorisme, termasuk rencana peledakan Bandara Changi, Singapura. Husaini punya hubungan dengan Fajar Taslim di Palembang. Baik Husaini maupun Fajar sudah ditangkap. Fajar tertangkap lebih dulu. Bahkan, kasusnya sudah masuk pengadilan terkait kasus terorisme di Palembang. Sedangkan Husaini ditangkap di Purbalingga pada 21 Juni lalu. Kini dia masih dalam penyidikan. ''Sebelum ditangkap, diduga keduanya sempat berinteraksi dengan sejumlah kader JI yang direkrut Noordin M. Top,'' kata sumber tadi. Beberapa dari kader itulah yang diduga menjadi pelaku pengeboman di Jakarta Jumat lalu. Interaksi yang terjadi antara jaringan Kastari (Husaini dan Fajar) dan pelaku pengeboman di Jakarta itu bukan dalam bentuk latihan fisik. ''Tapi, lebih pada menguatkan maknawiyahnya (kekuatan ruhiyah). Misalnya dengan memutarkan video taujih (ceramah) dari Usamah bin Laden dan video tentang jihad di Moro," kata sumber itu. Itulah yang diduga membuat yakin para pelaku atas tindakannya melakukan aksi bom bunuh diri. "Jadi, para pelaku itu direkrut oleh Noordin, kemudian mendapatkan motivasi dari jaringannya, Kastari," tambahnya. Ketika berbagai kemungkinan itu dikonfirmasi ke Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Sukarna, dia belum bisa memastikan. "Sketsa wajah pelaku sedang dibuat oleh tim DVI," katanya. Yang jelas, di Ritz-Carlton, kata Nanan, ditemukan dua badan dan satu kepala. ''Setelah di­cocokkan, kepala itu tidak match dengan dua badan. Jadi, badan ketiga hancur," katanya. Dugaan bahwa pelaku adalah binaan Noordin dibenarkan Nasir Abbas, mantan anggota JI. Ka­ta dia, pelaku yang berani meledakkan dirinya secara sadar jelas me­rupakan binaan gerakan ba­wah tanah militan versi Noordin. "Me­mang, ada tiga opsi siapa yang menjadi pelakunya. Yang pertama adalah pemain lama (Noordin M. Top) dan kedua adalah pemain baru binaan pemain lama,'' ujar Nasir kepada Jawa Pos tadi malam. Yang ketiga adalah kelompok lain yang bertindak menyerupai apa yang dilakukan kelompok lama. ''Ini menilik dari motif pelaku bunuh diri yang sangat berat selain karena motif akidah," katanya. Kendati yakin bahwa modus dan pelakunya adalah kelompok lama, Nasir belum berani memastikan. ''Lebih baik menunggu hasil pengungkapan polisi,'' ujarnya. Pengebom Terkait Wahabi Radikal Di bagian lain, Ketua Umum Ge­rakan Umat Islam Indonesia (GUII) Abdurrahman Assegaf kemarin (18/7) mengeluarkan pernyataan terkait dengan pengebom di Jakarta. Dia menyebut nama Nurhasbi alias Nuri Hasdi alias Nur Sahid sebagai pria yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott. Abdurrahman kepada Indo Pos (Jawa Pos Group) mengklaim men­dapatkan data tersebut dari anggota GUII. Menurut data itu, Nurhasbi adalah anggota jari­ngan Jamaah Islamiyah yang direkrut Tedy alias Reno alias Mubarok yang saat ini diduga menjadi wakil Noordin M. Top, buron paling dicari. Di data itu juga diungkap sejumlah kegiatan Wahabi radikal yang mengarah pada aksi teror.Data tersebut kemarin sekitar pukul 11.00, lanjut Abdurrahman, sudah diberikan kepada tim intelijen dan petugas Mabes Polri yang mendatangi rumahnya."Tadi (kemarin, Red) sudah saya serahkan bukti asli gerakan Wa­habi radikal itu. Saya yang langsung meminta Mabes Polri da­tang untuk mengambil data ter­sebut. Yang menerima adalah ang­gota Badan Intelijen dan Ke­amanan Mabes Polri," papar Ab­durrahman di rumahnya, Jalan Witana Harja III Blok C20, Pamulang Barat, Tangerang Selatan, kemarin.Nurhasbi, menurut data itu, tinggal di Desa Katekan, Ngadi­rejo, Temanggung, Jawa Tengah. Dia lahir di Temanggung pada 24 Juli 1974. Nurhasbi dilaporkan mengenal pengebom Kedutaan Besar Australia, Asmar Latin Sani.Abdurrahman menyatakan, ber­sama tiga rekan, Nurhasbi ma­suk ke JW Marriott dan menye­wa kamar 1808 pada 15 Juli 2009. Dia membayar deposit sebesar USD 1.400. Ketika check-in, dia meng­gunakan kartu tanda pendudu­k palsu yang beralamat di Kelurahan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Nurhasbi dilaporkan mempunyai seorang istri yang dinikahi di Klaten, Jawa Tengah, pada 2003. Namanya Ida Parwati. Me­nurut Abdurrahman, Nurhasbi masuk ke dalam kelompok Banten bersama Imam Samudra.Lebih lanjut, Abdurrahman me­negaskan, rencana pengeboman di Jakarta itu dijadwalkan awal Januari lalu. Tapi, pe­nge­bom­an sengaja ditunda untuk me­­nunggu momen pemilu sekaligus mengikuti rencana MU datang ke Jakarta.Dua momen tersebut, lanjut dia, sudah dikantongi para teroris. Maka, tak heran bom diledakkan di waktu yang berdekatan dengan laga tanding MU dan timnas Indonesia. "Dari sekali tindakan, ada tiga efek yang mereka dapat," paparnya sambil menunjukkan kopi bukti temuan itu.Tiga efek tersebut adalah merusak citra Indonesia, memunculkan ketidakpercayaan dunia terhadap Indonesia, dan menghambat investasi ke dalam negeri.Dengan target itu, dia memastikan sudah ada rencana lain untuk mengebom lokasi berbeda. "Nggak benar SBY menjadi target. Mereka tidak peduli siapa presidennya. Tujuan mereka jelas, mendirikan negara Islam. Meski presiden bukan SBY, bakal ada pengeboman," katanya. Dalam bukti-bukti tersebut dite­rangkan hubungan Wahabi ra­dikal dengan Al Qaidah, struktur organisasi beserta tugas dan fungsi pengurus, sekaligus pencarian pendanaan untuk aksi teror. Termasuk sejumlah tempat yang biasa digunakan kelompok itu untuk berkumpul.Pola tindakan kelompok tersebut memang berubah. Mereka tidak lagi mengebom secara serampangan. Mereka telah mempelajari semua suasana politik dan lokasi target. Hotel JW Marriott dijadikan target pengebom­an karena dianggap sebagai salah satu ikon Amerika. Namun, bisa pula target melebar pada tempat lain selama punya keterkaitan dengan Amerika.Abdurrahman menjelaskan memiliki bukti tersebut sejak be­berapa hari lalu. Dia sengaja tidak menyerahkan karena yakin bahwa Badan Intelijen Negara me­milikinya pula. "Ternyata, me­reka tidak ada. Itu baru ketahuan bahwa BIN kita tidak bisa kerja. Data sebanyak itu, mereka tidak tahu," ulasnya. Mengarah Noordin Sejauh ini, belum ada satu pun kelompok yang mengklaim bertanggung jawab dalam ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Tetapi, kecurigaan kuat langsung mengarah kepada Noordin M. Top.Warga Malaysia yang buron dalam sejumlah teror bom di Indonesia itu diduga kuat sebagai otak di balik ledakan dua hotel mewah di Jakarta Jumat lalu (17/7) tersebut. Dia disebut-sebut me­mimpin kelompok sempalan jaringan militan Jamaah Islamiyah (JI) di Asia Tenggara.Seorang polisi yang ikut me­nye­­lidiki ledakan bom itu juga membeberkan kepada The Associated Press bahwa Noordin menjadi tersangka utama. ''Dengan mempertimbangkan target (sa­saran), lokasi, dan isi bomnya, itu amat jelas pekerjaan Noordin,'' katanya sambil meminta namanya dirahasiakan.Dia menuturkan, polisi telah menyita sejumlah catatan tulisan tangan, sebuah ponsel, dan se­buah bom rakitan dalam tas laptop yang ditemukan di kamar 1808 Hotel Marriott, tempat pelaku menginap sebelumnya.Dugaan yang sama dilontarkan Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Polhukam Ansyaad Mbai. Kepada kantor berita AFP, Mbai menyebut terdapat bukti kuat bahwa Noordin berada di balik serangan bom tersebut. ''Bom rakitan dan taktik pengeboman bunuh diri menjadi ciri khasnya,'' ujarnya.Menurut Mbai, modus operan­di serangan bom di dua hotel Jumat lalu termasuk konvensio­nal. Tetapi, caranya lebih canggih, yakni menyusup ke wilayah sa­saran. ''Sebelumnya, pengeboman bunuh diri dilakukan dari luar atau halaman depan hotel. Tapi, kali ini pelaku berhasil me­ngelabui ketatnya sistem ke­amanan dan mendekati target me­reka,'' paparnya.Bom tersebut dilaporkan mirip dengan yang digunakan dalam sejumlah teror sebelumnya yang dilakukan Noordin. Bom seperti itu juga ditemukan di sebuah pondok pesantren di Cilacap, Jateng, pekan lalu. Saat itu, seorang wanita yang diduga istri Noordin ditangkap. ''Saya tak bilang serangan bom (di Jakarta) itu aksi pembalasan atas penangkapan sebelumnya. Tapi, saya optimistis polisi kini makin dekat dalam upaya penangkapan Noordin,'' tutur Mbai.Dia juga menuturkan, serangan bom di dua hotel itu membuktikan bahwa kelompok Noordin ma­sih mampu melancarkan ope­rasi, meski polisi maupun petugas Densus 88 berhasil memorak-porandakan jaringan teroris tersebut. ''Dalam empat tahun ini, tidak ada serangan teroris sig­nifikan (di Indonesia),'' tegasnya. Tapi, Mbai mengakui bahwa bukan berarti kelompok tersebut telah berhenti atau mati. ''Tak ada serangan yang signifikan karena polisi berhasil menggagalkan mereka. Meski begitu, kelompok itu secara konsisten terus me­nyiapkan aksi dan serangan,'' tambahnya. (rdl/ano/fal/rko/jpnn/AP/AFP/dwi/kum)



Selengkapnya...

Ciptakan Laut di Hamparan Pasir

ASHKHABAT - Pemerintah Turkmenistan sedang menggarap proyek besar. Negara itu menciptakan laut di hamparan pasir Gurun Karakum yang mendominasi 80 persen dataran negara pecahan Uni Soviet tersebut. Proyek ambisius untuk melahirkan Danau Zaman Emas itu diperkirakan menelan biaya USD 20 miliar (sekitar Rp 203,6 triliun)."Ini wujud nyata kepedulian kami terhadap alam dan lingkungan hidup," ujar Presiden Kurbanguly Berdymukhamedov seperti dilansir BBC kemarin (18/7). Untuk "mengisi" air di laut buatan yang berjarak ribuan kilometer dari Laut Kaspia itu, pemerintah memanfaatkan dua kanal yang dibangun sebelumnya. Berdymukhamedov didapuk sebagai orang pertama yang mengalirkan air laut ke salurannya. Pemimpin 52 tahun itu yakin proyek laut buatan tersebut akan mendatangkan banyak keuntungan bagi Turkmenistan. Di antaranya, memenuhi kebutuhan alam akan air dan membuat Gurun Karakum lebih hijau. "Air dari saluran tersebut akan menarik banyak satwa liar dan membuka lahan baru bagi pertanian," paparnya. Tapi, sejumlah kritikus mengatakan, air laut buatan itu akan cepat menguap karena terlalu banyak mengandung pupuk dan insektisida. Kendati demikian, pemerintah Turkmenistan yakin proyek laut buatan tersebut akan selalu dikenang sepanjang sejarah. "Ini akan menjadi bagian bersejarah dari Abad Kebangkitan Baru dan ditorehkan di lembaran yang paling cemerlang," tulis pemerintah dalam situs resminya. (hep/ttg)



Selengkapnya...

Eks Pesawat Kepresidenan Jerman Timur Berubah Jadi Hotel Mewah

Bekas Restoran, Kini Tarif Per Malamnya Rp 5 Jutaan Ben Thijssen harus mengeluarkan uang Rp 6,5 miliar untuk mengubah pesawat produksi 1960-an menjadi sebuah hotel dengan fasilitas bintang lima. Dulu pesawat itu menjadi penghubung antarnegara komunis. --- INSPIRASI tersebut datang ketika Ben Thijssen mengunjungi Desa Harbke di Provinsi Saxony-Anhalt, Jerman, tahun lalu. Pengusaha Belanda itu mendapati sebuah bekas restoran yang usang. Bukan lokasinya yang menarik perhatian dia, tapi wahana yang digunakan sebagai bekas warung makan tersebut. Yakni, bekas sebuah pesawat Ilyushin 18.Yakin bisa memanfaatkan pesawat itu lagi untuk kepentingan bisnis, Thijssen pun segera mengajukan tawaran ke sang pemilik. Dengan uang 25 ribu euro (sekitar Rp 358,8 juta), Thijssen pun bisa memboyong pesawat bekas tersebut ke Amsterdam, Belanda. Dengan tambahan 450 ribu euro (Rp 6,5 miliar) lagi, bim salabim, jadilah kini pesawat rongsokan buatan era 1960-an itu sebuah hotel mewah di kawasan Bandara Teuge, sebelah timur Amsterdam. "Semua fasilitas terbaik dari sebuah hotel ada di hotel ini," kata Thijssen berpromosi seperti dikutip Daily Mail. Ya, Hotel Honecker tersebut memang berfasilitas lengkap ala hotel bintang lima. Ingin bersantai sambil berjacuzi? Ada. Atau mungkin membuang lemak dengan sauna? Tersedia juga. Tak ketinggalan bar, dapur, televisi layar datar, dan internet nirkabel. O ya, untuk tempat tidur, kokpit telah disulap menjadi sebuah kamar eksklusif dengan interior serbaputih. Menurut Thijssen, desain kokpit yang menjadi kamar itu tak banyak dia ubah. Di hotel pesawat sepanjang 40 meter tersebut, juga ada ruang pertemuan yang mampu menampung 15 orang sekaligus. "Jadi, penyewa bisa menghelat pesta kecil dengan nyaman," kata Thijssen.Istimewanya lagi, hotel itu menawarkan sensasi kehidupan di bandara. Ya, karena masih berada di kawasan bandara, cukup dengan membuka jendela, pesawat yang naik turun di Bandara Teuge bisa disimak dengan gamblang. Hotel tersebut cocok untuk mereka yang ingin menikmati fasilitas pesawat mewah, tapi takut terbang. Nah, untuk bisa menikmati semua fasilitas dan sensasi itu, penyewa harus merogoh kocek 350 euro (Rp 5 jutaan) per malam untuk dua orang. Lalu, dari mana nama Honecker untuk hotel tersebut berasal? Honecker diambil dari Erich Honecker, mantan presiden Jerman Timur periode 1971 hingga 1989. Kekuasaannya berakhir ketika Tembok Berlin runtuh dan Jerman Timur serta Jerman Barat melakukan unifikasi. Pesawat yang jadi Hotel Honecker itu memang punya nilai sejarah tinggi. Sebelum pensiun mengudara pada 1988, pesawat tersebut merupakan pesawat kepresidenan Honecker. Dengan pesawat itulah Honecker menyambangi para kamerad koleganya di negara-negara komunis, seperti Kuba, Rusia, Tiongkok, dan Vietnam. Seiring dengan lenyapnya Jerman Timur, pesawat itu pun tak terurus dan akhirnya menjadi milik warga Desa Harbke tadi. Beruntung Thijssen mampir ke desa tersebut. Citra luks bekas pesawat kepresidenan itu kembali terangkat meski kini dalam bentuk hotel. (war/ttg)



Selengkapnya...

Bangkrut, California Tutup Kantor Pemerintah

LOS ANGELES - Krisis finansial akut yang melanda California benar-benar telah membuat bangkrut negara bagian yang dipimpin Gubernur Arnold Schwarzenegger tersebut. Sampai-sampai, sejumlah instansi pemerintah ditutup demi menghemat pengeluaran. Kebijakan itu mulai berlaku Jumat pagi waktu setempat (17/7)."Kami akan tutup Jumat ini (17/7), sesuai dengan instruksi gubernur," ujar seorang pejabat Hollywood Department of Motor Vehicles (DMV), lembaga penerbit SIM di California. Dalam instruksi itu, mantan bintang laga Hollywood tersebut mengimbau lembaga-lembaga pemerintah untuk menambah libur tiga hari tiap bulan. Dengan demikian, pemerintah negara bagian tidak perlu menggaji para pegawai negeri di hari libur tersebut. Selain DMV, sejumlah institusi juga menetapkan hari libur tambahan pertama mereka Jumat lalu. Selanjutnya, mereka akan menutup kantor lagi pada dua kali Jumat mendatang untuk menggenapi instruksi libur tiga hari gubernur. Pemilihan hari libur itu diserahkan kepada setiap instansi. Diharapkan, kebijakan tersebut bisa menghemat pengeluaran lebih dari USD 1 miliar (sekitar Rp 10,18 triliun). Rabu lalu (15/7), Pengadilan Tinggi Los Angeles County tidak beroperasi. Padahal, tiap hari tidak kurang dari 100.000 orang mengurusi kasus hukum masing-masing di lembaga pengadilan terbesar di California yang memiliki 600 ruang pengadilan itu. "Kami terpaksa menjalankan instruksi tersebut untuk mengantisipasi kekurangan dana sebesar USD 138 juta (sekitar Rp 1,4 triliun) pada tahun anggaran ini," ujar Hakim Ketua Charles McCoy Jumat lalu. (hep/ttg)



Selengkapnya...

Israel Rencanakan Pembunuhan Ahmadinejad

Sudah Siagakan Dua Kapal Perang di Laut Merah TEHERAN - Seruan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad supaya Israel dihapuskan dari peta dunia berbalas rencana pembunuhan. Skenario itu diungkapkan Menteri Intelijen Iran Gholam Hossein Mohseni Ejeie pada Jumat (17/7). Eksekusi pembunuhan tersebut konon dijadwalkan sekitar bulan lalu, bertepatan dengan pemilihan presiden Iran. Skenario pembunuhan itu, kata Ejeie, melibatkan kelompok oposisi Iran yang diasingkan, People's Mujahedeen of Iran (PMOI). "Rezim Zionis menemui kelompok munafik (PMOI) tersebut di sela pertemuan internasional yang diselenggarakan di Sharm el-Sheik, Mesir, dan Paris, Prancis, untuk menyempurnakan rencana pembunuhan terhadap Ahmadinejad," papar politikus 53 tahun tersebut seperti dikutip Kantor Berita Fars. Mengutip keterangan Ejeie kepada Fars, Agence France-Presse melaporkan bahwa kerja sama Israel dan PMOI itu bersyarat. Kabarnya, PMOI bersedia melakukan pembunuhan tersebut, asal Israel menjamin dihapuskannya kelompok itu dari daftar teroris Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutunya. "Untuk mencapai tujuannya, kelompok itu bahkan mendekati para pemberontak yang bersarang di ujung timur Iran," ujar Ejeie.Namun, Ejeie tak menyebutkan penyebab rencana itu gagal terwujud. Yang pasti, pernyataan Ejeie tersebut didukung kabar yang dilansir koran Inggris The Daily Telegraph kemarin. Harian yang terbit di London itu melaporkan bahwa dua kapal perang Israel sudah disiagakan di Laut Merah untuk latihan perang. Latihan perang Negeri Yahudi itu disebut-sebut menjadi tahap awal rencana menggempur Iran. Kemarin (18/7) pejabat Mesir dan Israel mengonfirmasikan pergerakan dua kapal perang tersebut. "Dua kapal (perang) diberangkatkan ke Laut Merah lewat Terusan Suez," papar seorang pejabat Mesir. Mengutip media Israel, kedua kapal perang yang dikirim ke Laut Merah itu berjenis kapal rudal Saar. "Dua kapal itu dikirim sebagai 'pesan' untuk Teheran yang sudah berkali-kali melontarkan ancaman terhadap Israel," tulis salah satu media Israel. Selain itu, imbuh media tersebut, aktivitas nuklir Iran terus berlanjut, meski AS dan negara-negara Barat sudah menerbitkan peringatan. Sebelumnya, Israel dilaporkan menyiagakan kapal selamnya di Terusan Suez. Tapi, sejak langkah itu diendus media, Tel Aviv memerintah kapal selamnya bergeser ke perairan Mediterania. Belakangan, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memang membuka kembali opsi penyerangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Itu terkait sikap Teheran yang menolak tunduk pada perintah AS dan sekutunya untuk menghentikan aktivitas nuklir di sejumlah reaktor. Israel juga terus-menerus menuding Iran sebagai negara yang mendanai pergerakan Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Jalur Gaza. Ketegangan Iran dan Israel semakin memuncak setelah Ahmadinejad kembali terpilih menjadi pemimpin Negeri Para Mullah tersebut. Sebab, pemimpin 52 tahun itu gemar melontarkan komentar-komentar anti-Israel dalam berbagai forum internasional. Selain menyerukan supaya Israel dihapuskan dari peta dunia, Ahmadinejad santer menyuarakan holocaust atau pembantaian warga Yahudi oleh Nazi Jerman sebagai mitos belaka. (hep/ttg)


Selengkapnya...

Thursday, July 16, 2009

Pihak Sekolah Bantah MOS sebagai Penyebab Kematian Roy

KEPALA SMAN 16 Surabaya Abu Djauhari menyatakan, kematian siswa barunya, Roy Aditya Perkasa, terjadi di luar jadwal MOS. Menurut dia, pelaksanaan MOS hari terakhir di sekolah itu kemarin (15/7) sebenarnya berjalan lancar. Dia mengatakan, pelaksanaan MOS resmi ditutup pukul 13.00. Sampai penutupan, tidak ada insiden apa pun. Karena itu, pihak sekolah menolak tudingan bahwa MOS disebut sebagai penyebab kematian siswanya.Setelah MOS ditutup, siswa baru diwajibkan mengikuti pentas seni yang diadakan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) di Aula SMAN 16 tersebut. Tradisinya, pentas seni memang diadakan setiap penutupan MOS, untuk menyambut siswa baru. Tapi kegiatan itu, kata Abu, sudah diluar kegiatan MOS.''Siswa kelas 10 (siswa baru, Red) juga ikut di pentas seni itu. Sebanyak 239 siswa menyimak pentas seni tersebut sambil duduk bersila,'' kata Abu Djauhari kemarin (15/7).Nah, pada pukul 15.00, Roy Aditya Perkasa jatuh pingsan. Roy pingsan dengan celana basah karena kencing. Melihat Roy pingsan, pengurus OSIS dan peserta lain membawa Roy ke unit kesehatan sekolah (UKS). ''Pertolongan pertama ya seadanya. Memberi bau-bauan dan lainnya. Kami lantas memanggil orang tuanya,'' tuturnya. Tak lama kemudian, kata Abu, orang tua Roy, Saidi dan Muryantini, yang tinggal di Tropodo datang ke sekolah. Mereka terkejut melihat kondisi Roy. ''Lek kesel kok mesti semaput,'' tutur Abu menirukan ucapan orang tua Roy saat menjemput Roy di UKS.Orang tua Roy lantas membawa Roy ke Rumah Sakit Islam (RSI) di Jemursari yang tak jauh dari sekolah. ''Di situlah Roy mengembuskan napas terakhir,'' ucapnya. Jenazah Roy lalu dibawa ke RSUD dr Soetomo untuk diotopsi.Pihak sekolah juga menyangkal anggapan bahwa MOS yang diselenggarakan pihaknya sangat keras. Wakil Kepala SMAN 16 Eddy Suwarno mengatakan, pihaknya melakukan MOS sesuai dengan kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Dia menjelaskan, kegiatan tersebut berjalan sangat santai. ''Tidak ada pressure ketat di acara tersebut. Memang, pada hari terakhir kemarin, pelaksanaan MOS berlangsung lebih lama, antara pukul 06.00 hingga 19.00 malam. Biasanya, pukul 13.00 siswa sudah boleh pulang,'' terangnya.Keterangan Eddy tersebut diamini oleh Ketua Osis SMAN 16 Mutarrom. Dia menuturkan, MOS yang diadakan sekolahnya berjalan santai. Tetapi, di sisi lain, dia mengakui bahwa MOS tersebut memberikan tekanan mental yang sangat besar pada siswa baru. ''Kami memang menekankan materi untuk berpikir,'' tegasnya. Ketika ditanya apakah Roy tidak diperbolehkan makan mi dan nasi, Mutarrom menggeleng tidak tahu. Dia menyebut, masing-masing gugus (kelompok) dalam acara tersebut memiliki kebijakan yang berbeda. Roy, kata Muttarom, berada dalam gugus Kalimantan Timur. Ada 12 gugus dalam kepanitiaan tersebut. ''Masing-masing gugus punya kebijakan sendiri. Jika gugus tempat Roy tidak memperbolehkan siswa makan nasi, hal itu bisa saja terjadi,'' terangnya.Di sisi lain, Muttarom mengatakan bahwa para siswa baru diwajibkan membawa barang-barang untuk MOS penutupan. ''Ini kan kami lakukan untuk upacara api unggun, jadi memang banyak yang harus dipersiapkan,'' ucapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Surabaya Sahudi belum mau berkomentar terkait dengan meninggalnya siswa SMAN 16 di ajang MOS tersebut. Pejabat asal Banyuwangi itu langsung menutup telepon ketika dikonfirmasi mengenai hal tersebut. ''Nanti saja,'' ujarnya, kemudian langsung menutup telepon.Sebelum MOS itu berlangsung, sebenarnya Dispendik telah mengeluarkan surat edaran kepada para kepala sekolah. Intinya, pelaksanaan MOS tidak diwarnai dengan perpeloncoan dan militerisme. Selain itu, dispendik melarang sekolah menyuruh siswa membawa barang-barang yang sulit didapat. (alb/dan/sha/nur/tom)



Selengkapnya...

Diduga Stres, Siswa Meninggal saat MOS

Masa orientasi siswa (MOS) di SMAN 16 Surabaya kemarin meninggalkan kisah tragis. Roy Adiyta Perkasa, 15, siswa baru dari SMPN 35 Surabaya, meninggal ketika mengikuti acara pengenalan siswa terhadap kondisi di sekolah barunya tersebut. Putra pasangan Saidi dan Mulyantini tersebut meninggal sekitar pukul 14.00. Roy mengembuskan napas terakhir saat dalam perjalanan dari RS Islam (RSI) Jemursari menuju RSUD dr Soetomo.Diperkirakan, dia meninggal karena tekanan mental yang luar biasa saat MOS, di samping kondisi fisiknya yang kecapaian. Hingga tadi malam pukul 20.30, jenazah Roy masih diotopsi menyeluruh di Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) RSUD dr Soetomo. Sampai pukul 19.00, suasana kamar mayat IKF RSUD Soetomo penuh keharuan. Mulyantini, ibu Roy, menangis tersedu-sedu. Sesekali perempuan berusia 50 tahun tersebut berteriak-teriak histeris. ''Masak agar orang pintar harus memakan korban seperti ini,'' ucapnya berkali-kali. ''Pak Sahudi... Pak Sahudi (Kadispendik, Red), bagaimana ini?'' ujar warga Jalan Flamboyan AH No 16, Wisma Tropodo, tersebut.Kerabat Roy harus memegangi tubuh perempuan berjilbab yang terus meronta-ronta tersebut. Tak lama kemudian, Mulyantini tak sadar diri. Bahkan, dia harus dibantu berdiri dan dibopong oleh beberapa orang karena tidak kuat berjalan pulang.Sementara itu, Saidi, ayah Roy, juga begitu terpukul. Tampak aura kesedihan yang sangat dalam pada wajah pria 60 tahun tersebut. ''Saya ikhlas, kalau memang ini sudah kehendak Tuhan,'' ucapnya. Dia menceritakan bahwa riwayat kesehatan Roy selama ini sangat baik. Seumur hidup, anaknya yang pada 22 September nanti genap berusia 16 tahun itu tidak pernah sakit parah. Roy juga tidak pernah menginap di rumah sakit karena sakit. Saidi menduga anaknya meninggal karena stres berat. Sebab, MOS di SMAN 16 sangat menguras pikiran anak bungsunya tersebut. Meski Roy dalam tiga hari ini tidak pernah mengeluh kesakitan, Saidi merasakan betul anaknya tersebut mengalami tekanan mental yang sangat berat. ''Anak saya tidak pernah mengeluh. Tapi, saya tahu dia capek luar biasa,'' ujarnya. Banyak hal yang mendasari hal itu. Menurut Saidi, anaknya harus mempersiapkan dan membawa berbagai macam barang untuk MOS hari terakhir kemarin. Roy, kata dia, sangat stres ketika diberi tugas mencari bermacam perlengkapan acara api unggun. Di antaranya, kayu bakar, air mineral berkapasitas 660 cc, kembang api, dan toples transparan plus minyak tanah. Belum lagi, dia harus terjaga semalaman karena tugas membuat biografi tokoh dan tugas menulis lain seperti surat cinta. Jumlah tugas tulisan itu berlembar-lembar. ''Tugas-tugas itulah yang menekan mental anak saya dengan berat,'' tegas Saidi. Seorang kolega Roy yang enggan namanya disebutkan bahkan mengungkapkan bahwa Roy tidak boleh memakan nasi selama tiga hari mengikuti MOS di sekolah tersebut. Dia hanya diperbolehkan makan mi dan telur dadar. ''Tapi, dia tidak mengeluh kecapaian,'' katanya.Saidi dan Mulyantini sangat shock ketika pihak sekolah menelepon dan mengabari bahwa Roy ambruk. Roy diwartakan pingsan tak sadar diri ketika sesi ceramah dalam kegiatan tersebut. Keluarga Roy lantas merujuk anak itu ke RSI Jemursari. Ternyata, RS tersebut mengaku tidak mampu menangani Roy. Pihak RS lantas menyarankan agar keluarga merujuk Roy ke RSUD dr Soetomo.''Dalam perjalanan itulah anak saya meninggal. Pihak sekolah meminta anak saya langsung dibawa ke rumah. Tapi, istri saya tidak mau. Dia ingin otopsi. Istri saya ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya pada anak saya,'' ujar Saidi. Suara lelaki itu bergetar. Menurut sumber Jawa Pos di IKF RSUD dr Soetomo, sangat mungkin Roy meninggal karena pembuluh darah di otaknya pecah. Hal itu terjadi karena dia mengalami tekanan mental yang sangat besar. ''Selaput darahnya rapuh. Sangat mungkin, kalau terkena tekanan besar, selaput itu akan pecah,'' ucap dokter spesialis forensik tersebut. ''Tapi, kami harus melakukan otopsi menyeluruh dulu untuk mengetahui hasil pastinya,'' lanjutnya. Beberapa orang penting Surabaya menyempatkan datang ke RSUD dr Soetomo. Di antaranya, Kepala Dinas Kesehatan Esty Martiana Rachmie dan Kapolsek Surabaya Timur AKBP Samudi. Kepala Dinas Pendidikan Sahudi juga mengunjungi kamar mayat pukul 20.00. ''Kami pasti akan mengusut tuntas masalah ini. Kita tunggu saja hasil forensiknya,'' kata AKBP Samudi. Sahudi mengungkapkan, MOS adalah arena pendidikan, bukan ajang kekerasan. ''Saya belum tahu prosesnya. Yah kita lihat nantilah,'' ucapnya pendek. (nur/dan/kuh/alb/ari)



Selengkapnya...

Bau Busuk Program P2SEM 2008

SEBUAH rumah di kawasan Siwalankerto Tengah siang itu tampak sunyi. Di depan bangunan seukuran tipe 36 tersebut tidak terlihat papan nama apa pun sebagai penanda bahwa di rumah itu ada aktivitas sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM). Padahal, berdasar data di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur, bangunan itu adalah alamat sebuah LSM yang mendapatkan jatah dana P2SEM (Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat) Jatim 2008. LSM berinisial CR itu ditunjuk sebagai lembaga pelaksana program bernilai Rp 450 juta dari dana P2SEM tersebut. LSM itu direkomendasikan oleh petinggi di DPRD Jatim untuk melaksanakan sebuah program pemberdayaan masyarakat miskin seperti yang dimaksud dalam program P2SEM.Saat Jawa Pos masuk ke rumah itu, penghuninya bukan para aktivis LSM yang mengaku bergerak di bidang pelatihan tersebut. ''O... LSM itu sudah nggak di sini. Mereka ngontrak di sini cuma dua bulan. Setelah itu, saya nggak tahu ke mana,'' kata seorang pria paro baya yang mengaku ganti mengontrak rumah mungil tersebut akhir tahun lalu.Menurut pria yang enggan dikenali jati dirinya itu, LSM tersebut meninggalkan rumah kontrakan itu sekitar November 2008. Sebulan kemudian, dirinya bersama keluarga ganti mengontrak rumah tersebut. ''Saya tahu soal penghuni sebelumnya (LSM, Red) dari pemilik rumah ini,'' ungkapnya.Terlepas ada apa di balik LSM tersebut, diduga kuat telah terjadi ketidakberesan atas keberadaan LSM itu. Terutama, seperti ditengarai penyidik kejati, soal penyimpangan dana P2SEM yang di antaranya dialirkan kepada mereka. Sebagaimana diketahui, dana program P2SEM 2008 diduga telah diselewengkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Total dana yang ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat miskin itu mencapai Rp 202 miliar. Di antara jumlah tersebut, penyidik kejati telah menemukan adanya ketidakberesan penggunaan dana sekitar Rp 29 miliar. Banyak di antaranya disalurkan ke LSM dan perorangan -berdasar rekomendasi anggota DPRD Jatim. Namun, banyak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Mulai pelaksanaan program yang tidak jelas sampai dugaan LSM fiktif penerima dana.Kasus itulah yang saat ini menggegerkan masyarakat Jawa Timur. Sebab, rekomendasi yang dikeluarkan wakil rakyat untuk LSM penerima dana ternyata banyak yang melenceng dari yang seharusnya.Kasus itu mencuat setelah sebuah LSM di Situbondo mengirimkan surat kaleng ke kantor KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Kejaksaan Agung di Jakarta. Isinya menyebutkan ada indikasi maraknya penyimpangan dana P2SEM di semua daerah di Jatim yang mendapat gerojokan dana tersebut.Meski surat kaleng, kejaksaan tetap mengendus tengara LSM Situbondo tersebut. Hasilnya, dugaan penyimpangan itu bukan isapan jempol. Kejagung pun sampai turun tangan. Lembaga Adhyaksa yang berkantor di Gedung Bundar, Jakarta, tersebut langsung memerintah kejati untuk mengusut tuntas kasus itu. Karena itu, sejak awal Februari 2009, Kejati Jatim menggerakkan seluruh jajaran kejaksaan di kabupaten/kota untuk menelusuri tengara busuk tersebut. Sebab, program pemberdayaan masyarakat miskin itu dilaksanakan di semua daerah di Jatim. Hasilnya, sungguh mengejutkan. Penyidik menemukan banyak pelanggaran dalam penggunaan dana tersebut.Penyidikan mulai memasuki fase memanas pada pertengahan Mei lalu. Yakni, ketika ada lima berkas dugaan penyimpangan P2SEM yang mulai diproses kejati (dua berkas), Kejari Sumenep (dua berkas), dan Kejari Pamekasan (satu berkas). Tak lama kemudian, kejati menetapkan seorang tersangka bernama Mualimin. Dia diduga terlibat markup proyek pengadaan komputer di SMK se-Jatim. Warga Sidoarjo itu telah disangka merugikan negara sekitar Rp 3 miliar. Penetapan tersangka tersebut diikuti dengan penahanan dirinya.Di Surabaya, penyidik menemukan 28 LSM yang diduga bermasalah dalam menggunakan dana tersebut. Nilainya mencapai Rp 2,5 miliar. Namun, sampai sekarang, baru dua lembaga yang diidentifikasi. Sisanya, Kejari Surabaya masih melacak alamat kantor lembaga tersebut lantaran banyak yang tidak jelas.Demikian pula di Kejari Tanjung Perak. Di wilayah Surabaya Utara, terdapat 20 LSM penerima. Hanya, nilai penyimpangannya belum diketahui pasti. Bak bola panas yang terus menggelinding liar, kasus tersebut makin menarik. Bahkan, kini sudah memasuki episode puncak. Itu tidak lepas dari kabar santer keterlibatan para penghuni Gedung Indrapura (gedung DPRD Jatim). Tidak hanya dari unsur anggota, tapi juga sudah merambah ke level pimpinan komisi, pimpinan fraksi, hingga pimpinan dewan.Hal itu bermula dari penetapan tersangka yang dilakukan kejati terhadap Pudjiarto, salah seorang staf Sekretariat DPRD Jatim (Setwan). Dari mulut Pudjiarto-lah ''terbongkar'' banyaknya konspirasi yang melibatkan para wakil rakyat yang terhormat dalam penyaluran dana hibah tersebut. Berdasar pengakuan Pudjiarto, dana ratusan miliar itu dijadikan bancakan sejumlah oknum dewan bekerja sama dengan LSM-LSM yang diduga fiktif untuk mencairkan dana tersebut di 11 kabupaten/kota di Jatim. Tak tanggung-tanggung, dugaan penyelewengan yang melibatkan Pudjiarto sendiri mencapai Rp 9 miliar di antara total dana P2SEM Rp 126 miliar yang mengalir lewat dirinya. Yang lebih menarik, Pudjiarto adalah orang kepercayaan mantan Ketua DPRD Jatim Fathorasjid. Pertanyaannya, benarkah Pudjiarto berinisiatif sendiri atau hanya menjadi ''perantara'' orang lain?''Dari hasil penyidikan kami, penyelewengan dana P2SEM yang melalui tersangka ini (Pudjiarto, Red) terjadi di 11 kabupaten/kota di Jatim,'' kata Asisten Pidana Khusus Kejati Jatim Sriyono.Dari Pudjiarto, penyidik mendapat banyak petunjuk. Salah satunya adalah bukti transfer ke beberapa kolega dekat Fathorasjid. Di hadapan penyidik, pria yang dikenal pendiam tersebut mengaku membagi-bagikan uang itu atas perintah atasannya (Fathorasjid).Salah satunya adalah mentransfer Rp 1,5 miliar ke sebuah perusahaan berinisial PT NG. Perusahaan yang bergerak di bidang energi itu berlokasi di Jakarta. Diduga, pemberi perintah transfer memiliki saham di perusahaan yang berkantor di kawasan Jakarta Selatan tersebut.Uang P2SEM juga mengalir ke sejumlah tokoh besar di Jatim. Salah satunya tokoh agama asal Situbondo berinisial HR. Uang yang diberikan Rp 300 juta. ''Sekarang si penerima (HR) sedang berusaha mengembalikan uang itu ke penyidik dengan cara mengangsur,'' jelas Sriyono.Berdasar bukti yang diterima kejati, Pudjiarto juga pernah disuruh mengeluarkan Rp 1 miliar untuk merenovasi rumah Fathorasjid di Surabaya. Hal itu ditunjukkan adanya bukti transfer yang sudah berada di tangan penyidik.Bukti-bukti tersebut semakin menyeret mantan ketua DPRD Jatim itu ke ranah hukum. Meski demikian, Kejati Jatim belum cukup berani menyebutkan keterlibatan anggota dewan dalam kasus itu.Bukti kehati-hatian kejati tersebut juga terlihat saat memeriksa Fathorasjid (dua kali) yang dilakukan secara diam-diam. Sumber Jawa Pos di internal kejaksaan mengungkapkan, mantan orang nomor satu di gedung dewan Jatim itu diperiksa setelah jam kerja selesai. ''Dia (Fathorasjid) datang sekitar pukul 15.30. Pemeriksaannya sampai malam,'' ucap sumber itu.Kepala Kejati Jatim Zulkarnain saat dikonfirmasi mengenai penyidikan kasus besar tersebut enggan berkomentar. Dia selalu menghindar saat ditanya soal pemeriksaan anggota dewan. ''Sudah, jangan ungkit itu dulu,'' ujarnya.Penyimpangan kasus P2SEM semakin melebar dengan mengembangkan kesaksian dari tersangka Mualimin. Sebab, status Mualimin cukup mengejutkan. Meski tercatat sebagai salah seorang pengelola LSM, sosok itu ternyata dikabarkan merupakan salah satu tangan kanan salah seorang pimpinan di DPRD Jatim. ''Nah, salah seorang pimpinan dewan itulah yang meminta Mualimin jadi operator LSM bentukannya untuk mengelola dana P2SEM yang jadi jatahnya,'' kata sumber Jawa Pos di lingkungan gedung dewan.Karena LSM itu dioperatori ''anak buah'' sendiri, tentu saja penggunaan dana tersebut bisa diatur sedemikian rupa. Hasilnya pun terlihat. Lewat Mualimin, dana P2SEM diduga menguap hingga Rp 3 miliar. ''Posisi Mualimin itu hampir sama dengan Pudjiarto,'' tegas sumber tersebut.Modus serupa diduga juga dilakoni beberapa petinggi maupun anggota dewan lainnya dalam menyalurkan ''jatah'' dana P2SEM. Hampir sebagian besar warga Gedung Indrapura menunjuk orang-orang kepercayaannya (terutama dari unsur partai maupun ormas tempat dirinya bernaung, Red) untuk mengurusi penggunaan dana P2SEM. Tujuannya, tentu saja agar dana P2SEM tersebut bisa disetel sesuai kemauan mereka.Dugaan anggota dewan terlibat dalam penyimpangan dana tersebut juga semakin terlihat. Sriyono menegaskan akan terus memeriksa anggota dewan yang diduga terlibat tanpa pandang bulu. Hingga saat ini, sejumlah wakil rakyat sudah dimintai keterangan, baik di kejati maupun di kejaksaan kabupaten/kota di Jatim.Bukan hanya itu. Pekan lalu, kejati juga merilis tiga nama anggota dewan Jatim yang sedang didalami karena diduga terkait dengan kasus penyelewengan dana P2SEM tersebut. Mereka berinisial RN, ST, dan RB. ''Mereka pemberi rekomendasi ke Mualimin. Tapi, kami masih dalami dulu keterlibatan mereka,'' jelas Sriyono.Sementara itu, sejak kasus tersebut mencuat ke permukaan, Fathorasjid maupun tiga anggota dewan lainnya yang diduga terlibat dalam kasus itu seperti tenggelam ditelan bumi. Mereka tidak mau dikonfirmasi seputar kasus tersebut. Bahkan, Fathor dikabarkan pulang kampung di Situbondo dan sulit dihubungi. (ris/eko/ari)



Selengkapnya...

Caplok Tetangga, Iklan Wisata Dicekal

LONDON - Lembaga pengawas periklanan Inggris, Advertising Standards Authority (ASA), mencekal iklan pariwisata Israel. Pasalnya, iklan berwujud poster itu mencantumkan Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam peta wilayah Israel. Padahal, secara geografis, dua kawasan itu masuk wilayah Palestina.Dengan tegas, ASA mencabut izin tayang iklan itu di stasiun subway terbesar Inggris, London Underground. "Kami cukup paham soal perbatasan (Israel) dan status kawasan Tepi Barat, Jalur Gaza serta Golan Heights yang menjadi sengketa internasional. Atas pertimbangan itu, kami mencekal iklan yang mencantumkan ketiganya ke dalam peta Israel," terang ASA dalam pernyataan resmi yang dilansir BBC kemarin.Dalam kesempatan itu, ASA juga mengimbau Kementerian Pariwisata Israel untuk tidak lagi menayangkan iklan itu. "Materi iklan tersebut menyesatkan pemahaman publik. Karena itu, sebaiknya tidak ditampilkan lagi di tempat lain baik dalam bentuk apa pun," tandas ASA. Namun, Kementerian Pariwisata Israel terkesan dingin menanggapi aksi tersebut dan hanya menegaskan bahwa iklan itu tidak bermuatan politik. "Kami hanya berupaya menunjukkan kepada khalayak tentang Israel dan wilayah-wilayah di sekitarnya," ujar Tel Aviv membela diri. (hep/ami)


Selengkapnya...

Anjing Termini Bisa Masuk ke Cangkir

AUCKLAND - Lupakan mainan anjing yang dapat duduk sambil kepalanya bergoyang-goyang menggemaskan. Cheryl McKnight punya Scooter, anjing terrier Malta, yang bisa jadi pajangan hidup dengan cara dimasukkan ke cangkir. McKnight mengklaim gukguk kesayangannya itu terkecil di dunia. Dia yakin bahwa Scooter tidak akan berkembang lagi. Dalam usia enam bulan, tingginya saat ini hanyalah tiga inchi -nyaris satu inchi lebih pendek daripada anjing pemegang rekor terkecil, Boo Boo, chihuahua berbulu panjang yang tinggal di Amerika Serikat.''Scooter begitu kecil. Sampai-sampai dia dapat masuk ke dalam cangkir teh yang saya pakai minum,'' kata McKnight.Gara-gara berpostur sangat imut itu, sang pemilik mengaku ''rugi'', sebab tidak bisa mengajaknya jalan-jalan layaknya anjing kebanyakan. Sebagai gantinya, warga Auckland, Selandia Baru, tersebut harus mengganti acaranya menjadi ''gendong-gendong''.Meski sangat imut, selera makam Scooter lumayan juga. Sekali makan satu mangkuk telur habis disantap. Padahal, sehari dia makan tiga kali. Tempat tidurnya pun cukup simpel, hanya kotak sepatu.Hingga sekitar 10 minggu pertama anjing imut itu hadir dalam kehidupannya, McKnight mengaku tidak begitu menyukainya. ''Saya sempat berfikir, biarlah orang lain yang memeliharanya,'' kenang dia kepada New Zealand Press Association seperti dikutip Daily Mail kemarin (15/7). Namun, hari-hari berikutnya, McKnight justru jatuh hati. ''Saya tidak bisa lagi berpisah dengannya.'' (hep/ami)
Selengkapnya...

Wednesday, July 15, 2009

Makan Rumput, Dua Belas Hari Bertahan di Alam Liar Australia

KATOOMBA - Hilang selama 12 hari di belantara Australia dan sempat diyakini sudah meninggal, Jamie Neale ditemukan selamat kemarin (15/6). Pemuda Inggris itu ditemukan tanpa sengaja oleh dua pejalan kaki di kawasan Blue Mountains, Sydney bagian barat. Sang ayah, Richard Cass, yang sudah nyaris boarding pesawat pun membatalkan kepulangannya."Saya pikir saya akan mati. Saya bisa melihat beberapa helikopter terbang di atas kepala, tapi mereka tidak bisa melihat saya," ujar Neale yang terlihat kuyu dengan wajah ditumbuhi jenggot, seperti dilansir Daily Mail kemarin (15/6). Ditemukan dalam keadaan dehidrasi berat, pemuda 19 tahun itu pun segera diterbangkan ke Rumah Sakit Katoomba di Blue Mountains, New South Wales. Saat tiba di rumah sakit, Neale terlihat mengenakan seragam polisi. Konon, seragam itu sengaja dipinjamkan untuk menghangatkan tubuhnya yang menggigil kedinginan. Selamat setelah 12 hari merasakan ganasnya alam liar Australia, membuat Neale seolah kembali dari alam maut. "Suatu keajaiban dia bisa selamat dari liarnya alam di luar sana," ujar Asisten Komisioner Polisi Dennis Cliifford. Neale yang tiba di Australia pada 22 Juni itu memutuskan untuk berpetualang solo di Blue Mountains pada 3 Juli. Kepada penjaga penginapan tempatnya bermalam, pemuda yang sebelumnya tidak pernah menginjakkan kaki di Australia tersebut hanya pamit hendak jalan-jalan sebentar. Mengenakan celana jeans, T-shirt dan jaket, Neale hanya menggendong tas punggung. Koper dan telepon genggamnya ditinggal di penginapan. Tapi, Neale tidak kembali lagi. Bahkan, dia melewatkan tur bersama sebuah rombongan yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Pengelola penginapan pun panik. Esok harinya, mereka langsung melakukan pencarian besar-besaran di Blue Mountains. Terutama ke situs formasi batu Ruined Castle, dimana dia dilaporkan terlihat kali terakhir. Polisi setempat pun mengerahkan tidak kurang dari 100 personel untuk mencari Neale. Beberapa helikopter juga dikerahkan untuk mendukung pencarian. Sayangnya, pencarian itu tidak membuahkan hasil. Pada 8 Juli, polisi yang didukung tim SAR mulai menyangsikan keselamatan Neale. Apalagi, kawasan itu mulai diguyur hujan lebat sehingga suhu udara di malam hari sangat menusuk tulang. Kamis (9/7) pekan lalu, Cass tiba di Australia. Dia lantas terjun langsung dalam upaya pencarian putranya. Hampir sepekan Cass meninggalkan pekerjaan dan keluarga di Inggris, tapi Neale tetap belum tercium jejaknya. Harapan untuk menemukan dia dalam keadaan selamat pun sirna. Karena itu, Selasa (14/7) lalu, Cass memutuskan mengakhiri pencarian dan kembali ke Inggris. "Saya melakukan upacara penutupan kecil-kecilan di sana. Saya mengukir namanya, menyalakan lilin, mengubur setangkai mawar merah dan siap-siap pulang. Tapi, dia kembali dengan selamat," papar Cass seperti dilansir Agence France-Presse kemarin (15/7). Kabar gembira itu dia terima di bandara saat bersiap naik ke pesawat. Tanpa menunggu lama, dia pun langsung kembali ke Blue Mountains menemui anaknya. Kalimat pertama yang meluncur dari mulut Neale saat bertemu Cass adalah, ''Senang bertemu denganmu lagi, Ayah." Kepada sang ayah, dia mengaku bisa bertahan karena mengonsumsi tunas tanaman dan rumput-rumputan yang rasanya seperti selada. Di malam hari, dia tidur berselimutkan jaketnya. "Tiap helikopter melintas, dia melambaikan tangan. Sayangnya, dia selalu berada di tempat yang salah pada waktu yang tidak tepat," kata Cass. (hep/ami)



Selengkapnya...
Eksperimen Mars BerakhirMOSKOW - Hidup terisolasi dari dunia luar selama berbulan-bulan sungguh membosankan. Ini pula yang dirasakan tujuh relawan eksperimen Mars. Karena itu, mereka tak mampu menyembunyikan kebahagiaan begitu simulasi 105 hari perjalanan menuju planet terdekat dengan bumi itu berakhir Selasa (14/7). ''Apa yang kami lakukan penting untuk misi penjelajahan masa depan sistem tata surya,'' kata Simonetta Di Pipo, direktur program penerbangan manusia luar angkasa dari Agen Luar Angkasa Eropa seperti dikutip Associated Press.Para relawan dipimpin Sergei Ryazansky. Anggota timnya empat orang dari Rusia, sisanya masing-masing seorang dari Jerman dan Prancis. Keenam awak yang didominasi insinyur itu terpilih dari 6.000 pelamar yang masuk. Untuk penelitian ini, mereka menerima bayaran USD 20.987 (Rp 213,2 juta) per kepala. Dalam penelitian yang dijalani sejak Maret lalu, mereka harus rela hidup tanpa internet. Salah satu jalan berkomunikasi dengan dunia luar hanya melalui alat kontrol penelitian. Yaitu, berupa alat monitor via kamera TV yang dilengkapi sistem e-mail internal. Bahkan, komunikasi dengan dunia luar dibuat lebih lambat 20 menit supaya sama seperti kondisi nyata penerbangan luar angkasa.Interior dalam pesawat memiliki lubang seperti di kapal selam. Lengkap dengan papan dengan gaya dan struktur asli Soviet era 1970-an. Setiap kru punya kabin sendiri. Untuk menghindari kepenatan, pesawat simulasi dilengkapi taman kecil. Awak juga dimanjakan dengan fasilitas gym terbaru dari Eropa dan Rusia. Alat fitnes itu digunakan untuk pelatihan dan penelitian biomedis. Mereka juga mendapatkan daging untuk makanannya. Begitu juga toilet yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Ryazansky pada konferensi pers Selasa (14/7) di institusi penelitian yang bermarkas di dekat Kremlin itu menceritakan sisi terburuk pengalamannya. ''Hal tersulit dari rencana perjalanan 276 kilometer ini adalah terkunci di ruang tanpa jendela dalam kaleng logam seukuran mobil,'' aku astronot yang ketika itu mengenakan seragam parasut biru bertuliskan MARS 500. Alexey Baranov, anggota kru, juga mengeluhkan kondisi selama isolasi. ''Terpisah dengan (pasangan) cintaku dan alam amat membuatku tertekan,'' tuturnya. Berbagai keluhan itu ditanggapi psikolog Olga Shevhenko. Dia menegaskan, para awak dapat menghindari konflik antarkru karena memiliki jadwal yang padat. Waktu mereka juga dihabiskan untuk berlatih fisik dan penelitian. ''Bagaimanapun, mereka tetap mengeluh karena terpisah dari dunia dan keluarga,'' tandasnya. Pihak Institut Masalah Medis dan Biologi memuji penelitian tersebut dan berjanji mengadakan 500 hari simulasi serupa pada akhir tahun. Namun, beberapa veteran yang pernah mengikuti program serupa malah meragukannya. ''Ini tak ada artinya. Layaknya ujian isolasi yang lama bagi orang kebanyakan,'' ujar kosmonot Valentin Lebedev pada kolom harian Sovietskaya Rossiya bulan lalu. Penelitian ini yang kedua bagi institusi penelitian Moskow. Sebelumnya pada 1999 mereka melakukan simulasi serupa. Namun, uji coba itu berakhir karena peserta wanita asal Kanada kesal gara-gara dicium secara paksa oleh kapten pesawat. Dia juga mengeluhkan pertengkaran dua anggota kru Rusia yang berkelahi hingga membuat darah berceceran di tembok. (war/ami)
Selengkapnya...

Pesawat Khusus Hewan

NEW YORK - Penerbangan khusus binatang piaraan kini sudah tersedia. Pet Airways, maskapai penerbangan khusus dan pertama untuk hewan piaraan, mulai lepas landas dari Republic Airport di Kota Farmingdale, New York, AS, Selasa waktu setempat (14/7) atau kemarin WIB (15/7).Adalah pasangan suami istri Dan Wiesel dan Alysa Binder yang meng­gagas dan juga mendirikan maskapai penerbangan tersebut. Binder dan Wiesel memanfaatkan ke­ahlian bisnis dan latar belakang mereka dalam bidang konsultasi untuk memulai Pet Airways pada 2005. Waktu empat tahun dihabiskan untuk merancang lima pesawat yang menjadi armada mereka sesuai dengan regulasi FAA atau Federal Aviation Administration (otoritas penerbangan sipil di AS) maupun menyiapkan jadwal penerbangan.Sambutan masyarakat ternyata cukup luar biasa. Penerbangan Pet Airways telah dipesan hingga dua bu­lan mendatang. Pet Airways akan menerbangi lima kota besar di AS, yaitu New York, Washington, Chicago, Denver, dan Los Angeles. Tarif sekali jalan (terbang) yang dipatok USD 250 (sekitar Rp 2,5 juta) dinilai sebanding dengan layanan yang diberikan.Pet Airways mengklaim menawarkan layanan jauh berbeda dengan maskapai penerbangan umumnya. Anjing dan kucing pia­raan ditempatkan di kabin utama pesawat Suburban Air Freight, yang ditata lagi dan bagian kursinya dilapisi, ketika terbang.Hewan-hewan piaraan -dibatasi maksimal 50 ekor untuk setiap pe­nerbangan- itu akan dipandu awak. Mereka akan memeriksa he­wan-hewan itu setiap 15 menit selama penerbangan. Binatang-binatang tersebut juga diberi kesempatan jalan-jalan sebelum boarding dan rehat untuk ke kamar mandi. Lalu, di lima bandara yang dising­gahi dibangun ''Pet Lounge''. Di sana binatang-binatang itu bisa me­nunggu sebelum terbang. Pet Air­ways akan mengoperasikan bandara kecil dan regional di lima kota.Penerbangan dari New York ke Los Angeles, misalnya, akan makan waktu sekitar 24 jam. Di rute itu, hewan piaraan akan stop dulu di Chicago untuk rehat dan ke kamar mandi, bermain, makan ma­lam, dan tidur malam sebelum melanjutkan penerbangan esok harinya.Binder dan Wiesel menyatakan me­mulai bisnis itu setelah merasakan pengalaman kurang meng­enakkan. Zoe, anjing terrier Jack Russel milik mereka, pernah terbang dan ditempatkan di bagian kar­go. ''Pe­nga­­laman sekali di kar­go cukup bagi kami. Kami ingin melakukan yang lebih baik,'' ,'' kata Binder. Pet Airways akhirnya menjadi solusi.Ke depan, Pet Airways akan me­nambah rute dan kota tujuan. Dalam tiga tahun, Binder menargetkan bisa menerbangi 25 kota di AS. (AP/dwi)



Selengkapnya...