keliling surabaya

Kate Moore, dari Kebiasaan Ber-SMS Meraup Rp 509 Juta
Ponsel Pernah Disita Sekolah, Ibu Pusing Tagihan Karena kebiasaan mengirimkan ribuan pesan pendek tiap hari, Katie Moore sukses menjuarai lomba mengetik SMS se-Amerika Serikat. Padahal, dia baru delapan bulan memegang ponsel. ---TERIAKAN tiba-tiba terdengar dari kamar Kate Moore kemarin (17/6). Air mata juga langsung menetas dari mata gadis asal Des Moines, Iowa, tersebut. Tidak, dia tidak sedang berduka. Sebaliknya, dia justru berteriak dan menangis karena bahagia. Penyebabnya adalah berita lewat short message service (SMS) yang baru masuk ke ponselnya. Dia dinyatakan sebagai pemenang lomba mengetik cepat SMS se-Amerika Serikat. Gadis 15 tahun itu mampu menyisihkan 20 finalis yang disaring dari sekitar 250.000 kontestan. "Saya menjadi yang terbaik! Saya amat bangga dan takjub dengan apa yang sudah saya raih," tutur Moore kepada CNN.Tentu saja, gelar juara tersebut menjadikan kantong Moore tebal mendadak. Sebagai jawara pertama, dia berhak atas hadiah sebesar USD 50 ribu atau sekitar Rp 509 juta. Jumlah uang yang luar biasa besar untuk gadis sebelia itu. Lomba adu cepat mengetik SMS sudah kali ketiga ini diadakan. Pada ronde pertama, tiap peserta diminta mengetik pesan pendek sambil menggunakan penutup mata dan bahkan sambil bergerak-gerak. Bukan hanya kecepatan dan akurasi, pengetahuan mengenai singkatan atau akronim peserta juga diuji. Moore dapat melalui itu semua dan lolos ke babak final.Di antara 20 kontestan di babak final, yang tersisa tinggal dua orang. Yakni, Moore dan gadis 14 tahun, Dynda Morgan, asal Savannah. Moore akhirnya keluar sebagai pemenang setelah para juri menilai dia lebih cepat dalam menyelesaikan soal dengan akurasi yang tepat. Tidak ada kesalahan yang dibuatnya, baik dalam ejaan, singkatan, tanda baca, maupun huruf kapital. Misalnya, singkatan PAW yang jawabannya adalah parents are watching. Soal terakhir dari lomba yang diselenggarakan selama dua hari -Senin (15/6) dan Selasa (16/6)- itu berbunyi ''Zippity Dooo Dahh Zippity Ayy...MY oh MY, what a wonderful day! Plenty of sunshine Comin' my way....Zippitty Do Dah Zippity Aay! WondeRful Feeling Wonderful day!''.Tentu saja dibutuhkan kejelian untuk mengetik kalimat tanpa arti itu. Jordan Rowe yang akhirnya menempati urutan keempat, misalnya, kandas setelah gagal mengetik dengan tepat kalimat yang berbunyi "Which wicked witch wished which more wicked witch in the well?''. Kemenangan Moore bisa dibilang mengagumkan. Sebab, dia baru saja menggunakan telepon genggam delapan bulan lalu. Tetapi, dia sudah terbiasa mengirimkan 14.000 teks per bulan. Moore menjelaskan kebiasaannya itu lewat SMS ketika ditanya oleh CNN. ''Saya dapat mengirimkan sekitar 400-500 teks sehari,'' ungkap Moore. Ketika ditanya apakah jempolnya sakit, dia dengan santai menjawab, "Sama sekali tidak. Bagi saya, ber-SMS lebih menyenangkan daripada berkomunikasi lewat internet." Kebiasaan mengirimkan teks pesan pendek itu tidak lantas membuat Moore kehilangan waktu untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Dia tetap memiliki waktu bermain, terutama pada akhir pekan, bersama teman-temannya. Moore juga merupakan salah seorang murid yang pintar di kelasnya. Tetapi, karena kebiasaannya ber-SMS ria tersebut, teleponnya pernah juga disita oleh pihak sekolah. Selama ini, dia ber-SMS untuk berdiskusi dan membahas pelajaran serta ujian dengan teman-teman sekolahnya. Menurut dia, pesan lebih baik diungkapkan melalui teks karena temannya bisa kembali melihat pesan yang diketiknya. Sang ibu, Claire, sudah hafal akan kebiasaan sang putri. Bahkan, Claire mengungkapkan pernah pusing karena tagihan ponsel (pascabayar) Moore seringkali membengkak karena dia terlalu rajin mengirim pesan pendek. Jadi, si ibu pun tak heran ketika sang anak sukses menjuarai lomba. "Saya tidak bisa mengawasinya setiap saat. Itu mungkin sebabnya, kebiasaannya ber-SMS makin tumbuh," kata si ibu seperti dikutip Daily Mail. (war/ttg/jpnn)