Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, July 15, 2009

Obama Beri Selamat SBY

Mega-Prabowo Tuding sebagai Hasil Rekayasa JAKARTA - Hasil final Pilpres 2009 belum diputuskan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, ucapan selamat kepada presiden sekaligus capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus mengalir. Salah satunya kemarin Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama memberi ucapan selamat kepada SBY melalui pernyataan resmi Gedung Putih. Rilis ucapan Obama itu ditunjukkan sebagai ekspresi hubungan kedua negara yang sangat erat. ''Rakyat Indonesia telah melangsungkan pemilu yang bebas dan fair pada 8 Juli dan Presiden Yudhoyono telah memenangkannya dengan mengesankan,'' ujar Obama dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih sebagaimana dikutip AFP.Ucapan selamat juga diungkapkan secara pribadi oleh Obama. ''Secara pribadi, saya ingin mengucapkan selamat kepada Presiden Yudhoyono dan mempertegas keinginan Amerika untuk bekerja bersamanya dan juga rakyat Indonesia ke depan untuk membangun hubungan yang kuat antara kedua negara,'' ungkap Obama.Dia juga memuji demokrasi di Indonesia yang makin kuat serta dinamis. Hal itu dibuktikan oleh partisipasi pemilih yang cukup tinggi, kampanye yang bersemangat dari seluruh kontestan, dan ketertarikan media serta organisasi masyarakat yang sangat tinggi. Namun, komentar Obama tersebut menuai kecaman dari tim sukses Mega-Prabowo. Mereka menilai ucapan presiden AS kepada SBY itu terlalu dini karena pilpres belum berakhir. ''Kami sangat menyayangkan adanya ucapan selamat lebih awal kepada SBY. Hal tersebut sebagai upaya legitimasi terhadap capres belum sah," ujar Sekretaris Umum Tim Kampanye Nasional pasangan capres Mega-Prabowo, Fadli Zon, seusai mengikuti Media Gathering di Intiland Tower dengan topik Delegitimasi Pilpres kemarin (15/7).Fadli mengatakan, ucapan Obama itu merupakan hasil rekayasa dan lobi-lobi tim sukses SBY untuk mendapatkan ucapan lebih awal. ''Di negara mana pun, termasuk di Amerika, tidak pernah terjadi seperti itu. Belum ada presiden terpilih. Baru ada presiden versi quick count. Presiden sah dari KPU sendiri belum ada. Kami yakin ini hasil lobi," jelasnya. Fadli memperkirakan hasil lobi yang dilakukan SBY dan tim suksesnya itu terjadi pada pertemuan negara-negara maju atau G-8 di Italia beberapa waktu lalu. ''Kita menduga ada usaha-usaha dari mereka agar Obama menelepon," tandasnya kepada wartawan. Dari informasi yang diterima kubu Mega-Prabowo, wakil ketua umum Partai Gerindra itu menjelaskan bahwa ada upaya sangat proaktif dari tim kampanye SBY-Boediono untuk mengumpulkan ucapan selamat dari berbagai pihak, termasuk dari capres Jusuf Kalla.''Seharusnya kalau kita percaya diri, tak perlu proaktif untuk mengumpulkan ucapan selamat. Jika masyarakat menilai dan semua unsur lain menilai pilpres berjalan dengan fair dan free, akan datang ucapan selamat dengan sendirinya," bebernya. Namun, pihaknya tidak akan melakukan counter atas ucapan Obama tersebut. Sebab, Fadli menganggap hal itu sah-sah saja. Namun, dia menilai hal itu menunjukkan sikap tidak percaya diri SBY terhadap hasil yang diraihnya pada pilpres lalu. ''Kalau SBY yakin, tidak usahlah mencari dukungan dari mana-mana untuk meminta ''stempel". Kalau pilpres berjalan dengan jurdil dan bersih, hal itu tidak perlu," ujarnya. Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara Kepresidenan Bidang Hubungan Luar Negeri Dino Patti Jalal menjelaskan, Presiden Obama memang belum mengontak SBY secara langsung untuk mengucapkan selamat. Namun, kabar pernyataan Gedung Putih itu sudah dia sampaikan kepada SBY.''Belum ada kontak khusus. Memang ada beberapa kesibukan Presiden Obama. Presiden SBY juga masih sibuk di dalam negeri. Tapi, kami sudah mengetahui statemen Gedung Putih tersebut,'' katanya saat dihubungi kemarin (15/7).Dia menyatakan, ucapan selamat dari Obama tersebut merupakan bagian dari apresiasi negara-negara lain yang sudah diungkapkan. SBY telah mendapat ucapan selamat dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Meksiko Felipe Calderon, PM Thailand Abhisit Vejjajiv, dan PM Malaysia Najib Razak. Juga, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Australia Kevin Rudd, Presiden Korsel Lee Myung-Bak, Presiden Timor Leste Ramos Horta, serta Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo.Dino juga membantah tuduhan sebagian kalangan bahwa ucapan selamat dari Obama tersebut merupakan bentuk intervensi AS. Dia menegaskan, semua pihak seharusnya berbangga karena demokrasi yang dijalankan Indonesia mendapat apresiasi dari dunia. ''Ini bukan prestasi SBY atau parpol. Tapi, ini prestasi bangsa,'' ujarnya. Dia menyebut kesuksesan penyelenggaraan pemilu merupakan aset nasional. (sof/dil/jpnn/iro)


No comments:

Post a Comment