Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, July 15, 2009

Inggris Cabut Izin Ekspor Senjata ke Israel

JERUSALEM - Gempuran Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza awal tahun ini berbuah pembekuan kontrak. Senin lalu (13/7) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Inggris mencabut lima izin ekspor senjata ke Israel. Mulai senjata tangan, radar, hingga kapal meriam Saar 4,5.London yang menyebut pertempuran 22 hari itu tidak seimbang prihatin karena beberapa jenis senjata buatan Inggris ikut digunakan untuk menggempur Gaza. ''Beberapa izin ekspor dicabut. Tapi, Inggris tidak melakukan embargo senjata parsial terhadap Israel,'' terang juru bicara Kemenlu Inggris. Dia menambahkan, Inggris tidak akan pernah mengizinkan senjata buatannya digunakan untuk melanggar kemanusiaan. Juru bicara itu tidak menyebutkan pasti berapa izin ekspor yang dicabut. Juga, perusahaan mana saja yang terkena kebijakan tersebut. Namun, media Inggris berspekulasi bahwa yang dicabut adaalah lima izin ekspor. Tapi, nama perusahaannya belum jelas. ''Setelah meninjau kembali izin eskpor senjata pasca pertempuran Gaza, kami berkesimpulan bahwa aksi Israel bertentangan dengan kriteria ekspor senjata yang dibakukan Inggris dan Uni Eropa (UE),'' terang si juru bicara yang tak disebutkan namanya itu, seperti dikutip AFP. Lalu, bagaimana reaksi Israel? Negeri Yahudi itu santai saja menanggapi pencabutan izin tersebut. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yakin bahwa pencabutan beberapa izin ekspor senjata itu tidak akan memengaruhi kekuatan militer mereka. Sebab, Inggris bukanlah pemasok senjata utama Israel. Apalagi, bukan baru sekarang Inggris mencabut izin ekspor senjata ke Israel. Sebelumnya, kebijakan yang sama pernah diberlakukan. ''Kami pernah diembargo pada masa lalu. Kami pasti bisa menghadapi itu. Ini tidak akan berpengaruh,'' tandas Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman dalam siaran radio Israel seperti dikutip BBC kemarin (14/7).Kendati demikian, kebijakan Inggris itu menunjukkan reaksi serius dunia internasional terhadap serangan Israel ke Gaza Januari lalu. Akibat serangan tiga pekan tersebut, lebih dari 1.000 warga sipil Palestina tewas. Sebagian besar di antara mereka adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, ribuan rumah dan bangunan publik di kawasan Palestina itu rata dengan tanah. (hep/ttg)

No comments:

Post a Comment