Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Monday, July 20, 2009

Eks Pesawat Kepresidenan Jerman Timur Berubah Jadi Hotel Mewah

Bekas Restoran, Kini Tarif Per Malamnya Rp 5 Jutaan Ben Thijssen harus mengeluarkan uang Rp 6,5 miliar untuk mengubah pesawat produksi 1960-an menjadi sebuah hotel dengan fasilitas bintang lima. Dulu pesawat itu menjadi penghubung antarnegara komunis. --- INSPIRASI tersebut datang ketika Ben Thijssen mengunjungi Desa Harbke di Provinsi Saxony-Anhalt, Jerman, tahun lalu. Pengusaha Belanda itu mendapati sebuah bekas restoran yang usang. Bukan lokasinya yang menarik perhatian dia, tapi wahana yang digunakan sebagai bekas warung makan tersebut. Yakni, bekas sebuah pesawat Ilyushin 18.Yakin bisa memanfaatkan pesawat itu lagi untuk kepentingan bisnis, Thijssen pun segera mengajukan tawaran ke sang pemilik. Dengan uang 25 ribu euro (sekitar Rp 358,8 juta), Thijssen pun bisa memboyong pesawat bekas tersebut ke Amsterdam, Belanda. Dengan tambahan 450 ribu euro (Rp 6,5 miliar) lagi, bim salabim, jadilah kini pesawat rongsokan buatan era 1960-an itu sebuah hotel mewah di kawasan Bandara Teuge, sebelah timur Amsterdam. "Semua fasilitas terbaik dari sebuah hotel ada di hotel ini," kata Thijssen berpromosi seperti dikutip Daily Mail. Ya, Hotel Honecker tersebut memang berfasilitas lengkap ala hotel bintang lima. Ingin bersantai sambil berjacuzi? Ada. Atau mungkin membuang lemak dengan sauna? Tersedia juga. Tak ketinggalan bar, dapur, televisi layar datar, dan internet nirkabel. O ya, untuk tempat tidur, kokpit telah disulap menjadi sebuah kamar eksklusif dengan interior serbaputih. Menurut Thijssen, desain kokpit yang menjadi kamar itu tak banyak dia ubah. Di hotel pesawat sepanjang 40 meter tersebut, juga ada ruang pertemuan yang mampu menampung 15 orang sekaligus. "Jadi, penyewa bisa menghelat pesta kecil dengan nyaman," kata Thijssen.Istimewanya lagi, hotel itu menawarkan sensasi kehidupan di bandara. Ya, karena masih berada di kawasan bandara, cukup dengan membuka jendela, pesawat yang naik turun di Bandara Teuge bisa disimak dengan gamblang. Hotel tersebut cocok untuk mereka yang ingin menikmati fasilitas pesawat mewah, tapi takut terbang. Nah, untuk bisa menikmati semua fasilitas dan sensasi itu, penyewa harus merogoh kocek 350 euro (Rp 5 jutaan) per malam untuk dua orang. Lalu, dari mana nama Honecker untuk hotel tersebut berasal? Honecker diambil dari Erich Honecker, mantan presiden Jerman Timur periode 1971 hingga 1989. Kekuasaannya berakhir ketika Tembok Berlin runtuh dan Jerman Timur serta Jerman Barat melakukan unifikasi. Pesawat yang jadi Hotel Honecker itu memang punya nilai sejarah tinggi. Sebelum pensiun mengudara pada 1988, pesawat tersebut merupakan pesawat kepresidenan Honecker. Dengan pesawat itulah Honecker menyambangi para kamerad koleganya di negara-negara komunis, seperti Kuba, Rusia, Tiongkok, dan Vietnam. Seiring dengan lenyapnya Jerman Timur, pesawat itu pun tak terurus dan akhirnya menjadi milik warga Desa Harbke tadi. Beruntung Thijssen mampir ke desa tersebut. Citra luks bekas pesawat kepresidenan itu kembali terangkat meski kini dalam bentuk hotel. (war/ttg)


No comments:

Post a Comment