PENGAMAT politik LIPI Hermawan Sulistyo menilai, instalasi militer dimungkinkan menjadi sasaran teror bom berikutnya. Mengikuti pola terorisme di luar negeri, instalasi militer selalu menjadi target lanjutan setelah berhasil melakukan teror bom di objek vital tanpa korban dan teror bom di lokasi konsentrasi warga sipil terpilih.''Kalau berbicara pola (teror), bisa jadi (sasaran berikutnya) militer,'' ujar profesor riset bidang perkembangan politik itu dalam sebuah diskusi di Jakarta kemarin (18/7). Sosiolog yang pernah menjadi konsultan Polri dalam penyelidikan bom Bali itu mengatakan, teror di objek vital tanpa korban dilakukan di tempat parkir bawah tanah Bursa Efek Jakarta (BEJ).Setelah itu, teror meningkat ke objek-objek konsentrasi warga sipil terpilih. Mulai kediaman Dubes Filipina hingga bom Bali II, dan Kedubes Australia. ''Ingat, di Amerika, setelah menyerang WTC, teroris juga berusaha menyerang Pentagon (Departemen Pertahanan AS),'' paparnya.Hermawan menyatakan belum memahami motif utama serangkaian teror bom di Mega Kuningan, Jakarta, itu. Namun, dia meyakini teror tersebut tidak terkait penyelenggaraan pemilu presiden (pilpres). ''Itu terlalu jauh,'' katanya. Menurut dia, polisi tidak akan kesulitan mengungkap apakah teror tersebut dilakukan kelompok lama yang bermotif ideologi atau kelompok baru yang bermotif politik. Polri cukup mencocokkan detonator yang ditemukan di JW Marriott dan Ritz-Charlton dengan detonator dalam teror-teror bom sebelumnya. Soalnya, jauh lebih sulit mencari detonator bila dibandingkan dengan mencari bahan peledak low explosif. ''Tinggal dilihat saja. Kalau detonatornya buatan India, hampir pasti pelakunya adalah kelompok lama. Kalau detonatornya berbeda, bisa jadi itu dilakukan pemain baru atau pelaku yang baru bergabung dengan pemain lama,'' tandasnya.Pernyataan berbeda disampaikan mantan Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Faruq Muhammad. Dia menilai, insiden tersebut bisa saja bermotif politik, namun tidak dilakukan kandidat capres dan cawapes yang kalah di pemilu presiden, melainkan pendukung-pendukungnya. ''Seperti sepak bola, kalau tim kalah, suporternya bisa saja kecewa. Kekecewaan yang besar itu bisa berubah menjadi ideologi,'' kata dia. (noe/oki)
Monday, July 20, 2009
Militer Bisa Jadi Sasaran Berikutnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment